"David."
"Hmm... Tak heran jika dia mengirim setiap anak baru ke sini, dia paling anti dengan anak baru, dia hanya menyukai Dengan orang yang berpengalaman, dan hanya menginginkan orang yang sudah mengerti akan dunia lapangan dalam bidang pekerjaan mu," jawab Tuan Edward.
"Ya aku tahu itu."
"Tapi tidak dengan Aaron, dia masih mempercayai bahwa generasi baru pasti akan bisa lebih baik," sambung Tuan Edward
"Apakah dia pernah mengalami suatu hal yang buruk dengan anak baru?" tanya ku penasaran
"Aku tak tahu mengenai hal itu, mungkin saja, entahlah. Owh itu tim mu sudah datang, aku akan mempersiapkan untuk Keberangkatan sekarang," Ucap Tuan Edward.
Aaron berjalan ke arahku dengan langkah cepat nya.
"Blue, apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan keadaan tanganmu?" Tanya Aaron
"Aku baik-baik saja, oiya pilot sedang memanaskan mesin pesawat, dan sebentar lagi kita akan berangkat," jawabku
"Kau ikut kan Blue?" tanya Morgan
"Iya, aku ikut tenang saja, akan ku urus dengan baik transportasi kalian," jawabku.
"Apa? Ayolah Blue, kau ikut kami bukan untuk mengurus transportasi, ayo cepat naik," ucap AJ
AJ menarik lenganku untuk segera naik pesawat yang biasa membawa mereka pergi dinas ke luar kota.
Di dalam pesawat sudah mereka mulai membahas lagi kasus yang akan mereka tangani. Dan ada info terbaru mengenai kasus ini, adalah sang Pelaku sudah mulai tertangkap oleh sebuah kamera CCTV ketika sedang beraksi.
Diduga pelaku adalah seorang wanita, namun, itu pun juga belum pasti, lantaran sang Pelaku menutupi semua wajahnya dengan menggunakan sebuah Scarf serta kacamata.
"Coba kalian lihat dari foto yang sudah kuperbesar 10x. Menurut kalian pelakunya wanita atau laki-laki?" tanya Gracia.
"Sangat sulit untuk di ketahui nya, karena semua wajahnya di tutupi oleh Scarf. Apakah ada gambar lain yang tertangkap selain foto ini?" tanya Emily
"Satu - satunya cara untuk mengetahui nya adalah kita ikut berperan dan ikut dalam drama nya," ucapku.
"Apa kau yakin? Bukankah sangat berbahaya?" tanya Gracia
"Aku tahu, tapi setidaknya kita dapat mengetahui ciri-ciri fisik dari si Pelaku, selain itu kita juga bisa mempelajari bagaimana si Pelaku," jawabku
"Kita lihat saja nanti, akan kita putuskan bersama setelah melihat laporan yang ada," usul Aaron.
Selama perjalanan menuju Santa Monica, aku banyak mengenal dengan tim B.A.U dengan mudah, dan tanpa ragu, tanpa takut. Terlebih saat Aaron menceritakan ketika ku menghadapi 5 orang pria mabuk.
Namun, tak ku begitu memperhatikan setiap cerita dari Aaron. Aku terus fokus pada foto dari pelaku, dan mulai membuat sketsa wajah nya, berdasarkan dari rabaan saja.
Dmitri Spencer sejak tadi memperhatikan ku, ia mulai melihat apa yang sedang ku kerjakan, mulai dari melihat foto si pelaku yang tertangkap dan menggambarnya dengan membedah jika tanpa semua penutup wajah.
Setelah itu aku mulai membaca semua teori nya lagi dan mulai mencocok semua teori dengan pendapat ku. Ku cattat semua kemungkinan yang akan terjadi nanti ketika sang Pelaku sudah mulai terungkap. Pergerakan demi pergerakan ku catat dalam buku catatan.
Tanpa sepengetahuanku, Dmitri berbisik pada Gracia, Morgan dan AJ untuk melihat apa yang ku kerjakan, dan diam-diam mereka juga telah memperhatikan ku saat ku mencoba membedah foto dengan sketsa.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Emily
"Oh... Maaf, aku... Aku hanya membaca beberapa teori saja," jawabku.
Tak terasa kami sudah tiba di Santa Monica. Dan kami di sambut dna di jemput oleh beberapa petugas FBI di sana, dan di arahkan untuk kantor mereka.
"Baiklah kawan-kawan, kita sudah di jemput oleh petugas FBI," ujar Morgan
Aku hanya diam saja, tak ingin banyak bicara, dan mulai mencari tempat penginapan. Mereka semua turun satu per satu dengan membawa tas.
"Kau tidak turun?" tanya Tuan Edward
"Iya sebentar lagi, aku akan mengambil tas," jawabku
Aku turun dari pesawat namun, tak bergabung dengan mereka. Aku takut, jika aku bergabung lagi dengan mereka, sudah pasti mereka akan menganggap ku sebagai anak kecil.
"Hey...ayo ikut denganku," ucap Gracia
"Hmmm... Memangnya kau tidak ikut dengan mereka?" tanya ku
"Tidak, aku akan berada di hotel dan mengawasi pergerakan mereka dengan alat-alatku, aku ingin kau menemani ku," ujar Gracia.
Gracia langsung menarik tanganku untuk mengikutinya.
"Blue, kenapa kau?" tanya Gracia
"Tidak apa-apa," ucapku sambil membereskan barang-barangku.
"Ayo cepat kita akan pergi ke hotel."
"Tunggu," teriak Aaron
Aku menoleh ke arah suara yang memanggil.
"Blue, ayo ikut ke kantor, bersama," ajak Aaron.
"Tapi... Tapi...."
"Tidak ada kata tapi, ayo cepat pergi bersama kami, Spencer ajak dia," perintah Aaron
Spencer langsung menghampiriku dan Mengulurkan tangannya.
"Hi, aku Dmitri Spencer, kau boleh memanggilku dengan Dmitri atau seperti yang lainnya dengan sebutan Spencer," ucapnya.
"Hallo juga," balasku
"Ayo kita pergi ke kantor. Oiya kau jangan merasa sendiri di sini, menurut ku kau sangat pintar, kau memiliki keahlian yang unik, jangan merasa minder dengan omongan David. Dia seperti itu karena dia tidak tahu kemampuan mu yang sebenarnya," ucap Spencer
Aku hanya mengangguk saja dan diam sambil malu - malu melihat wajah Spencer.
"Oiya tadi aku sempat melihatmu membaca beberapa buku teori, kau suka membaca juga ya?" tanya Spencer
"Tidak terlalu, kalau aku lagi ingin membaca, aku bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam, tapi kalau lagi keluar rasa malasnya, aku tidak ingin menyentuh buku apapun," jawabku.
"Mmm...oiya kalau boleh tahu, kau orang China kah? Karena secara tak sengaja aku melihat kartu identitas dan passport Mu bukan dari sini?" tanya Spencer
"Entahlah, bisa dikatakan aku tinggal lama di China, tepatnya di kota kecil Mohe."jawabku
"Tinggal lama di China? Berarti orang tua mu hanya bekerja di sana, begitu kah maksudmu?"
"Hmmm... Bukan...bukan orang tua, tapi aku yang tinggal lama di China," jawabku.
"Wah keren juga, berarti kau sudah fasih bahasa China?"
"Hmmmm begitulah, hehehehhe", jawabku.
"Blue kau dan Spencer duduk di belakang ya," perintah Morgan
Aku hanya melihat jenis mobil sedan yang hanya bisa di tumoangi hanya 4 orang saja.
"Aku dan Emily, akan duduk di depan dan mengendarai mobil sport ini."
Selama perjalanan, sambil menikmati pemandangan, aku juga sekaligus menghafal setiap jalan, dan segala sudut kota dan mengambil beberapa gambar.
Lalu lintas di kota ini sedang tidak baik, sedang ada perbaikan di beberapa titik sudut jalanan. Dan kebetulan juga saat sedang berhenti, aku melihat toko yang sama persis dengan foto.
Sebuah tempat dimana sang pelaku tertangkap cctv oleh salah satu toko di daerah ini.
"Toko ini bukankah sama dengan tenoat dimana si Pelaku tertangkap oleh Cctv ya?" spontan saja aku berteriak seperti itu.