Ternyata dia....

1009 Kata
Seketika mobil yang kami Kendarai berhenti dan Meminta Gracia untuk segera mengirimkan foto dimana si Pelaku tertangkap oleh CCTV. Morgan memberhentikan mobil tepat di bahu jalan, persis depan toko. Tak lama kemudian pesan masuk ke ponsel Morgan dari Gracia. Dan betul saja, toko yang ada di hadapan kami persis dengan foto yang dikirim oleh Gracia. "Kau benar Blue,toko ini ada di dalam foto, " ucap Morgan dan Emily "Kalau begitu kita katakan saja pada Aaron, kalau kita menemukan sebuah bukti," sahut Spencer. "Tunggu dulu Dmitri, kita tanyakan saja dulu pada toko ini, apakah dia mengenali pelaku atau tidak,"usul Emily. " Baiklah kalau begitu ayo kita langsung masuk ke toko itu dan kita tanyakan saja pada penjaga toko! "ajak Morgan. " Tunggu, hm…apakah kita langsung masuk semua ke dalam toko itu? " tanyaku "Tidak Blue…, hanya 1 orang saja yang akan masuk, sementara sisanya akan menunggu di sini," jawab Emily "Maaf sebelumnya, tapi mungkin Morgan jangan tunggu di sini," usul ku. "Memangnya kenapa?" tanya Morgan. "Mmm… bukankah kau haus? Kenapa tak tunggu di dalam saja," usul ku. "Hmm…benar juga. Kalau begitu kau saja Emily yang bertanya pada petugas toko. Lalu Spencer dan Blue…dimana Blue?" tanya Morgan "Blue…." teriak mereka bertiga bersamaan. "Spencer kau cari anak baru itu aku dan Emily akan menjalankan rencana!"perintah Morgan. Aku mengamati sebuah gang kecil tepat di samping toko ini. Toko bertuliskan toko kelontong arsyi, menjual berbagai keperluan sehari hari. Tanpa sepengetahuan Spencer, Morgan, dan Emily, aku pergi memasuki gang kecil. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, namun, cukup untuk keluar masuk mobil barang. "Aku yakin, pasti ada pintu masuk yang menghubungkan toko Arsyi,"batinku. Terus saja aku melangkah, melewati genangan air yang berwarna hitam, serta beberapa kotoran sampah yang beterbangan. Terdengar suara seseorang yang membuka pintu besi yang di lapisi cat berwarna hitam. Orang teserbut terdengar seperti sedang memanggil temannya dan hendak pergi ke satu tempat. "Hey John! Kau jaga toko sebentar, aku akan pergi membeli makan," ucap pria yang bertubuh kurus dengan tinggi badan sekitar 180. Aku langsung bersembunyi di balik tempat sampah yang sangat besar. Langsung saja kuambil kamera kecil dari dalam tas, dan ku ambil gambar pria tersebut. Setelah pria itu pergi, aku langsung berlari kecil dan masuk ke dalam pintu yang bertuliskan "dilarang masuk kecuali petugas." Aku masuk ke dalam bertepatan dengan Morgan dan Emily masuk ke dalam. Morgan sempat membeli beberapa makanan dan minuman, sementara Emily berpura-pura sedang mencari barang. "Hai maaf sebelumnya, aku ingin bertanya, apakah kau mengenal orang yang ada dalam foto ini?" tanya Morgan. Seorang pria muda dengan tinggi 178 dan berkulit putih memakai topi berwarna kunijng cerah dan celemek berwarna kuning itu terlihat gugup menjawabnya, dan risih. "Tidak… aku… aku, tidak tahu dia, coba tanyakan yang lain." gaya menjawab pria itu terlihat, sangat tidak tenang. "Hmmm… apa kau yakin?" tanya Morgan. "sangat yakin sekali, kalau boleh tahu, memangnya ada apa kau mencari nya? Apakah kau mengenal nya?" jawab pria itu. "Katakan saja padanya kalau aku akan mengenalkan padanya seorang pria yang tampan. Itu pun kalau kau mengenal nya, tapi kalau kau tidak mengenal nya ya sudah," ucap Morgan memancing emosi pria itu. Morgan pun pergi menuju mobil yang kami kendarai. Beberapa detik setelah Morgan keluar, pria itu tampak berusaha menenangkan diri, lantaran masih ada Emily yang sedang memilih kaos dalam dan perlengkapan mandi lainnya. "Hallo… maaf aku ingin bertanya padamu, apakah kau masih memiliki ukuran M untuk kaos dalam model ini?" tanya Emily. "Baik, akan ku lihat sebentar," jawabnya ramah. Pria itu sepertinya sedang melihat ketersediaan barang di rak tempat kaos dalam. aku terus saja memperhatikan gerak geriknya tanpa lelah. Terlihat juga beberapa kali pria itu menyeka keringat nya, yang justru membuatku sangat aneh. Ku keluarkan ponsel dari dalam saku celana, dan melihat berapa derajat kah suhu di dalam toko,dengan thermometer ruangan dari ponsel. Dan setelah kuperiksa, ternyata suhu menunjukkan sekitar 18 derajat. "Awh… baiklah, kita lihat saja nanti,"gumamku. Aku berdiri persis di depan pintu gudang penyimpanan barang. Merekam segala aktifitas pria itu sampai rasa penasaran ku bisa teratasi. Lama-lama pria itu seperti tidak bisa mengatasi rasa gelisah nya itu,nanun,masih tetap berusaha santai tanpa ada beban. Ia pun masuk ke dalam gudang tempat di mana aku berdiri. Sadar bahwa posisi berdiri ku sangat berbahaya, aku langsung pergi ke lantai Atas dengan melakukan sedikit terbang. Pria itu masuk ke gudang dan menutup ya dengan suara paling kencang. "Duar!" pintu dibanting sangat nyaring. Pria itu langsung membuka topi dan wig. Dan ternyata pria itu adalah seorang wanita berambut panjang dengan warna rambut berwarna blonde. "Sial, ada yang melihatku, kenapa orang itu mencariku? Aneh sekali, mungkin saja apa yang dia ucapkan benar adanya, dia ingin mengenal kan ku pada seorang pria. Hmm… baiklah tapi akan ku bereskan terlebih dahulu si otak m***m. Setelah itu aku akan mengambil beberapa organ-organ di dalam tubuhnya! Hahahhaaha, "pria itu terus saja tertawa dengan gaya sinis, seperti sedang melakukan perbuatan jahat. " Maaf permisi apakah kaos dalam untuk ukuran M sudah habis atau masih ada persediaan?"teriak Emily dari luar gedung. Wanita itu panik dan langsung memasang suara seorang pria kembali "Iya sebentar, sedang saya cari," ucap nya. Wanita itu keluar dari gudang penyimpanan barang, tanpa membawa barang apapun. Dan sudah kembali memakai topi dan wig nya. "Maaf kakak, barang yang kamu maksud tidak ada untuk ukuran,", ujar wanita itu. "Baiklah, terima kasih sebelumnya, kalau begitu aku membayar untuk ini saja," jawab Emily. Setelah membayar barang di rasa tidak terlalu begitu penting, Emily keluar dan berbelok ke kiri toko dan menyebrang. Tak berapa lama, teman satu kerja wanita itu datang dengan membawa sekantung yang bergambar buger dan kentang serta minuman. "Gawat, temannya datang, aku harus pergi dari sini," batinku Sebelum aku meninggalkan tempat itu, mengambil beberapa gambar untuk tas dan juga pakaian yang persis sekali di dalam foto. "Sempurna, baiklah akan kita lihat siapa dirimu," batinku. Saat teman kerja wanita itu masuk ke dalam dan makan di sebuah ruangan kecil, aku langsung pergi sebelum ketahuan oleh temannya itu. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menarik lenganku dengan gerakan cepat membawaku pergi ke luar. "Spencer!" seru ku terkejut bukan main "Ayo cepat lari, sebelum ketahuan," ucapnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN