Sketsa

1087 Kata
Hampir sehari semalam kami tidak tidur, semuanya sibuk menyiapkan berkas dan menginterogasi Mandy dan berbagai pekerjaan lainnya. Sementara aku kembali pada pekerjaan yang di tetapkan oleh David yakni pada bagian transportasi nya saja. Setelah membantu tim FBI dan tim B.A.U menyelesaikan menangkap Mandy, aku menyiapkan pesawat untuk kami semua pulang kembali. Tidak hanya itu saja, ketika yang lain sibuk sedang interogasi dan tidak ada di apartmen, aku tinggal seorang diri di Apartmen. Membereskan semua barang-barang dan bersiap untuk pulang. Esok harinya kami semua kembali ke markas, kembali kepada rutinitas dengan kasus yang baru tentunya. Tiba di markas, tidak ada waktu untuk istirahat, semua tim langsung bekerja kembali dengan kasus yang sudah menanti yakni kasus mengenai kejahatan yang dilakukan oleh sebuah kelompok yang membelot Kasus ini akan di tangani oleh banyak tim, tim Jethro, tim Aaron, dan tentunya tim Dr. Tania Summer. Sejak awal Jethro sudah meminta Aaron untuk ikut bergabung menangani kasus pembelotan,sebelum Aaron menangani kasus di California. Dan sekarang setelah tim Aaron kembali, Jethro sudah menunggu untuk membagikan sejauh mana pergerakan dari kasus pembelotan ini. Jethro menunggu di ruang rapat bersama dengan David. Mereka tengah asyik beradu pendapat, dan masing - masing memiliki pendapat dan tidak ada yang mau mengalah. Sekretaris David meminta Aaron dan tim lainnya untuk hadir dalam rapat di Aula. Mereka langsung diarahkan menuju aula, dan aku pergi menuju perpustakaan. "Jethro,"Sapa Aaron "Bagaimana kasus di California dengan bocah itu? Pasti gagal berantakan bukan, hahaha sudah bisa ku tebak, dia hanya pamer dan tidak bisa bekerja," oceh David "Kata siapa tidak berhasil dan gagal? Kau bisa tanyakan pada pihak FBI di sana, apakah kasus itu mangkrak begitu saja, dan tidak terselesaikan, atau sebaliknya," balas AJ David memandang wajah semua tim nya dengan muka yang sangat tidak suka dengan ucapannya. "Ada apa dengan kalian? Ayolah, aku sudah mengenal anak seperti nya, hanya pandai bergaya, dan tidak bisa melakukan apapun, mungkin kalian sudah di bungkam oleh nya dengan hiburan dari nya." "David! Sudah cukup kau menghina nya, jika saja kau melihat apa yang dia lakukan maka akan kupastikan kau akan menarik kembali ucapan kasarmu," ucap Aaron "David… Aaron sudah… kalian jangan bertengkar lagi, ayo kita fokuskan pada masalah ini," ajak Jethro. "Baiklah tapi aku tidak suka jika kau terlalu merendahkan tim ku dengan kata-kata kasar," balas Aaron "Baiklah, silakan duduk…." Aaron mempersilakan mereka duduk dan menenangkan Aaron dan David. "Blue dimana?" sahut Morgan. Jethro terkejut saat Morgan menyebutkan sebuah nama Blue. "Blue? Apakah…putriku di sini?" batin Jethro mulai bergejolak. "Morgan… tadi kau menyebutkan nama siapa?" tanya Jethro. Jethro melirik ke arah Aaron, seakan memberikan satu kode yang sebenarnya Aaron sudah mengetahui akan rahasia terbesar Jethro. "Hmm… jadi perkembangan kasusnya sudah sampai sejauh mana?" tanya Spencer. Aaron melirik Jethro kembali sambil menganggukm dan Jethro berusaha menahan tangis. Hari sudah semakin senja, rapat telah selesai dan berakhir pada hasil yang menggantung. Tim Jethro sangat kesulitan untuk melihat wajah asli dari Pelaku, karena para pelaku pembelot telah menutup wajahnya dengan sebuah kain. "Tim kami masih kesulitan untuk bisa melihat wajah yang asli," ujar Jethro "Kenapa tidak minta tolong pada Blue saja," sahut Morgan "Blue?" jawab Aaron, Jethro, dan David bersamaan. "Memangnya dia bisa apa?" tanya David masih dengan merendahkan. "Wow… wow… wow… David kali ini kau benar-benar sudah keterlaluan, kau tahu tidak kalau Blue sudah berhasil menggambar pelaku dengan membedah nya melalui kisi-kisi lanjutan kasus dan dari foto yang tertutup semua pun Blue juga bisa mengetahui nya," ujar Gracia. "Semua orang pun juga bisa," jawab David. "Baiklah kenapa tak kau panggil saja dia, agar dia bisa membuktikannya sendiri," sambung Morgan sambil menunjuk David. "Kenapa kau tidak coba saja telfon Blue, saat ini dia ada dimana," sambung Spencer Atas bujukan beberapa anak buahnya, Aaron mencoba menghubungi nomor ponselku. Sementara itu… "Blue, apa yang kau lakukan? Perpustakaan sudah mau tutup, ayo kita pulang," ajak Nyonya Chloe "Ya baiklah, ayo kita pulang, aku lelah sekali, ingin cepat sampai di kamar dan tidur,"jawabku sambil meletakkan buku catatan dan ponsel di dalam tas. Aku dan Nyonya Chloe berjalan menuju gerbang sambil berbincang hal-hal menarik. "Kau sudah punya pacar?" tanya Nyonya Chloe "Belum." "Oh… hmm, lalu apakah saat ini kau sedang menyukai seseorang?" tanya Nyonya Chloe "Suka? Hmm… ya, tapi aku takut kalau hanya aku saja yang menyukainya, jadi lebih baik biar aku dan Tuhan saja yang mengetahui." "Blue…." seorang laki-laki yang suaranya sangat Familiar "Ayaaaaahhh,"teriak ku bahagia. Aku memeluk ayah dengan penuh rindu. "Kenapa ayah ke sini?" tanyaku dengan perasaan gembira "Ayah sedang pergi mencari beberapa bahan makanan untuk sarapan besok. Karena tempatnya dekat dengan pekerjaan mu, maka ayah pikir sekalian saja menjemput mu," ucap Ayah. "Hmmm… begitu. Oiya ayah ini Nyonya Chloe, dan nyonya Chloe ini ayahku," ucapku sambil memperkenalkan ayah kepada Nyonya Chloe "Oh... Selamat sore, saya yen." "Senang berkenalan dengan anda," balas Nyonya Chloe "Baiklah kami permisi dulu Nyonya Chloe, sampai bertemu besok," ucapku sambil, membunhjukkan badan, begitu juga dengan ayah. Dalam perjalanan pulang hingga makan malam aku terus saja menceritakan pengalaman menangkap seorang penjahat. Terlihat ayah begitu bahagia mendengar kan ceritaku. "Hahahaha… ya sudah, sekarang sudah malam, ayo tidur, besok kau masih harus bekerja," titah ayah. Aku masuk kamar tanpa memeriksa ponsel, langsung saja aku mencharge ponsel dan ku tinggalkan begitu saja hingga pagi menjelang. Aku pun tidak tahu, kalau Aaron sudah menghubungi ku lebih dari 10x dan mengirim pesan tertulis melalui sebuah aplikasi. Esok paginya, ketika menerisa ponsel, sudah ada lebih dari 30 panggilan, dan itu pun dari orang yang berbeda. Aaron, Morgan, dan Gracia. Dan masing - masing dari mereka mencoba untuk menghubungi ku berkali-kali, serta meminta ku untuk hadir dalam sebuah rapat. "Rapat? Membahas apa lagi ya kira-kira kali ini?" gumam ku dalam hati. Seperti biasa aku bangun pagi pukul 4 sore, dan berlatih sebentar dengan ayahku. Setelah itu sarapan dan pergi kerja. Hari ini aku sengaja mendatangi ruangan Aaron, untuk menanyakan perihal rapat dalam sebuah pesan tertulis yang ia kirimkan tadi malam. Semua tim sudah datang pagi ini dan tinggal menunggu Aaron serta Jethro. "Blue… semalam kau kemana saja?" tanya Morgan "Oh ponselku ada di dalam tas, dan aku sudah pulang juga, jadi aku tidak memeriksa ponsel sama sekali, baru tadi pagi ku periksa, memangnya ada apa?" tanyaku penasaran "Departemen sebelah meminta kami untuk bekerja sama dalam menangkap pasukan pembelot negara, dan saat itu sudah hampir terlihat siapa dalang dan otak dari pasukan pembelot ini, hanya saja yang terlihat itu hanya matanya saja selebihnya kami tidak tahu, wajah aslinya. Jadi kami meminta bantuan mu untuk mensketsa para pelakunya, bagaimana?" ungkap AJ "Awh begitu, hmmm… bolehkah aku lihat dulu fotonya seperti apa? Dan kasusnya seperti apa?" tanyaku
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN