Ups, oow!

1090 Kata

Nada’s POV Ternyata saat itu aku tidak bermimpi. Saat koma, aku hanya merasa seperti sedang tidur dalam lelah. Mimpi pun silih berganti menemani, hingga aku melihat Aa datang menghampiriku menatapku begitu memuja. Dia mengecup keningku, mengelus lembut pipiku dan mengecup bibirku. Dia baru saja mengaku kalau telah mencuri ciuman pertamaku. Aku mendengkus kesal padanya, seenaknya saja mencuri start di saat aku tidak berdaya. “Sayang jangan marah, hari itu hanya kecupan bukan lumatan.” Aku menatapnya tak percaya dan dia mengulum senyumnya. “Sini, naik mobil Aa saja,” ajaknya, tapi aku menolak. Aku tetap meminta Aa menyembunyikan pernikahan kami dari beberapa rekan dan dia menolak. Kayanya percuma saja karena dokter Farhan sudah tahu. Biasanya kalau suatu berita sudah sampai di dokter F

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN