nikah?

1028 Kata
"tunggu dulu, ada apa ini?" pekik gina frustasi karena semua orang seolah menghindarinya. acara resepsi sialan itu sudah berakhir dan saat gina bertatap mata dengan semua keluarganya, mereka selalu memalingkan mukanya. tapi tetap tak ada suara yang terdengar untuk pertanyaan putus asa gina itu. lalu gina melihat fino yang memejamkan mata, seolah semuanya sedang sangat kacau. gina mendekati abang iparnya dan bertanya lagi. kali ini dengan lembut karena fino adalah orang yang paling nyambung bicara dengannya saat ini. "kamu udah menikah sama rafa ,dek" "a-apa bang?" tanya gina yang tanpa sadar air matanya sudah mengalir. "maafin abang,sayang" ucap fino lirih. ia seperti dibawa kembali ke masa lalu. tapi dimasa lalu ia tidak melihat air mata naya karena ia memutuskan untuk jadi pengecut. "bang.. semalam abang bilang ga semua orang punya cerita yang sama. tapi kenapa aku dapat cerita yang sama sama kak naya? AKU GA MAU BANG" pekik gina , ia histeris sedangkan sang mama hanya bisa menangis. gina yang melihat gunting langsung meraih benda itu. ia langsung menggunting gaus sialan yang sangat pas dengan tubuhnya. "apa yang kau lakukan?" tanya rafa membelalakkan mata. adiknya itu, ralat, istrinya itu seperti lupa bahwa dibalik gaun ia hanya mengenakan pakaian dalam. dan dengan cara gina menggunting gaun itu bukan tidak mungkin kulitnya ikutan tergunting. "aku tidak sudi memakai semua yang diperuntukkan untuk wanita itu dan aku tidak sudi jadi istri orang asing seperti mu" ucap gina menyeka air matanya PLAKK gina menampar rafa samai tangannya terasa perih. "KENAPA KAU MENIKAHIKU DISAAT KAU SENDIRI TAU AKU MENCINTAI SESEORANG?" tanya gina dengan berteriak sampai urat-urat lehernya terlihat dengan jelas. "karena kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu dan juga keluargamu" "aku tidak punya kewajiban untuk menerima semua ini bang" isak gina. ia benar-benar sudah tidak peduli apakah rafa menikah atau tidak dan peduli setan dengan siapa yang menjadi istrinya. "apa aku harus percaya? karena kau sudah jadi istriku artinya kau harus ikut kemanapun aku pergi" ucap rafa menyeret gina menjauhi keluarganya. terlebih dahulu rafa membuang gunting tadi agar tidak terjangkau oleh istrinya. gina berontak, ia mencoba berbagai hal agar lepas dari genggaman rafa. gadis itu bahkan sudah menggigit tangan rafa. tapi pria itu bisa menangkap pinggang mungilnya dan didepan semua keluarganya rafa berani membuat gina pingsan dengan memukul leher bagian belakang istrinya itu. susi yang menyaksikan anaknya diperlakukan kasar didepan matanya langsung tak sadarkan diri. ~~~ "berhenti menangis" ucap rafa saat mendapati gina sudah bangun dari pingsan dan juga tidurnya. "..." "ga usah berpikiran untuk kembali pada mereka karena mereka semua yang menyebabkan semua ini" ujar rafa lagi. gina menoleh pada rafa dengan muka penuh tanya "kau pikir aku akan percaya?" "terserah, tapi kenyataannya jika bukan karena perbuatan mereka aku tidak akan menikahimu" gina terpekur cukup lama. 'ya benar. ini semua karena mereka. mereka merencanakan semuanya disaat aku sudah tidak ikut campur. bahkan mereka merahasiakan rencananya dariku' ucap gina membatin "itu tiket untuk bulan madu, kau pergi duluan kesana. aku masih harus menyelesaikan beberapa berkas agar secepatnya bisa lepas dari perusahaan keluarga gila itu" ucap rafa kesal. ia tidak mungkin menyia-nyiakan rencana bulan madu yang di buatnya dengan uang sendiri. "gina.." ucap rafa untuk yang kesekian kalinya karena gadis itu melamun melihat tiket miliknya "ya?" "berhenti menangis" ucap rafa sebelum menghilang dibalik pintu. ~~~ PRANNGGGG alvan melempar kaca jendela didepannya dengan bola tenis yang tadinya berada ditangannya. cowok itu kesal karena gina selalu mencarinya seperti tidak sabaran. ia juga cinta dengan gadis itu tapi ia butuh untuk mempersiapkan semuanya karena jika nanti mereka menikah , mereka tidak bisa kenyang ahanya dengan cinta. gina yang meremas tangannya dengan cemas terkesiap mendengar pecahan kaca itu. air matanya lolos lagi, dipikirnya alvan akan membantunya menenangkan diri. namun tampaknya kedatangan gina hanya membuat alvan emosi. gina tidak tau apakah alvan baru kalah tanding atau bagaimana. "alvan.. aku kesini hanya ingin mengaku. setidaknya omonganku ini bisa sampai padamu meskipun rasaku tidak" ucap gina tersedu "aku tau gin, aku tau kamu cinta sama aku. tapi apa kamu ga bisa nunggu sedikit lebih lama sampai aku datang padamu dan bilang semua itu?" teriak alvan yang sudah berbalik sehingga keduanya berhadap-hadapan. "andai aku punya sedikit waktu itu van.. andai aku punya" "apa maksudnya?" tanya alvan tidak mengerti, suaranya sudah kembali normal terlebih ia menyadari jika intonasinya membuat gadis yang disayanginya semakin gemetaran "aku sudah menikah"isak gina , pertahanan gadis itu runtuh. ia menangis lagi. alvan segera menghampiri gina dan memegang kedua lengannya. ia ingin gina berhenti membuatnya jantungan dan sebagai gantinya alvan akan segera menemui mama gina untuk meminta restu. mendengar itu isakan gina makin menjadi, ia mendengar apa yang selama ini ingin didengarnya disaat ia sudah tidak bisa tersenyum. "bagaimana ini van.. aku benar-benar sudah menikah. aku maunya cuma sama kamu" ucap gina histeris. melihat gadisnya sudah sangat kehilangan kontrol, alvan menghentikan tangisan gina dengan sebuah ciuman panjang. "kamu istirahat dulu, nanti kita bicara lagi" ucap alvan yang sudah menggendong gina ala bridal style. alvan tidak mau meninggalkan gadisnya yang tampak sangat kacau walaupun sedang tidur. ia bahkan melewatkan pertandingannya lagi. hanya satu hal yang mampu membuat alvan mengesampingkan hobinya,gina lah satu hal itu. cowok itu mengelus lembut rambut gadis yang sudah lama ditaksirnya itu. ia penasaran setengah mati dengan cerita kenapa gina bisa menikah, siapa yang menikahi gina, kenapa mereka bisa menikah, kenapa gina tidak menolak. semuanya pertanyaan itu membuat alvan sakit kepala. tapi ia tidak mungkin memaksakan semua itu pada gina setelah melihat betapa kacaunya gadis itu. ~~~ rafa yang memang kesal karena saat kemaren ia sampai dihotel yang dia booking untuk bulan madu tidak menemukan gina dan sekarang semakin kesal karena sang istri datang bersama seorang pria. "kenapa istriku bisa ada padamu?" tanya rafa tanpa peduli siapa yang diajaknya bicara "bukan itu maksud kedatangan kami" "gina kemari" ucap rafa yang jengah karena gina berlindung dibalik punggung orang asing "ga mau" "bang tolong lepasin gina" mohon alvan pada rafa. rafa terkekeh, ia bisa menebak jika yang sedang berhadapan dengannya ini adalah alvan. "cerein maksudnya?" tanya rafa dan keduanya mengangguk "apa kau gila menyuruhku menceraikan istriku di momen bulan madu kami?" ejek rafa. setelahnya ia meninju muka alvan yang menurutnya menjadi menyebalkan. setelah memastikan bahwa alvan terkapar, rafa menghubungi pihak hotel bahwa dikamarnya ada seseorang yang ingin membawa kabur istrinya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN