BENAR saja, dari atas Olivia dapat melihat seorang cowok tengah duduk di sofa ruang tamu dengan jaket hitam yang berbalut di tubuhnya. Olivia menatapnya lumayan lama. Ia akui, Dion memang tampan. Kulitnya putih bersih, nyaris tidak ada jerawat di wajahnya, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis membuat Olivia ingin terus memandanginya. Apalagi, gurat wajah itu disempurnakan dengan sepasang alis yang cukup tebal. Olivia menggeleng singkat, pikirannya sudah ngelantur tidak jelas, ia pun memutuskan menuruni anak tangga. Siaal, pandangannya tidak fokus pada undakan tangga, sejak tadi ekor matanya terus menatap ke arah Dion. Setelah hampir lima langkah lagi sampai di sofa, wajah Dion mendongak setelah menunduk cukup lama. Tatapan mereka saling terkunci, Olivia sedikit kaget, sementar