JIKA saja Dion tidak memberikan ancaman, sudah dipastikan Olivia tidak akan memberi alamat kepada cowok itu. Olivia mengentakkan kakinya kesal ke lantai, kemudian menggigit bibirnya. Kebiasaan ketika perasaan panik sudah mengambil alih hatinya. "Kenapa lo panik gitu sih!" Pita yang sedari memperhatikan Olivia yang bergerak dengan gusar langsung berkomentar tajam. Kepala Olivia menoleh, ia segera menyembur dengan nada kasar, "karena semua ini salah lo berdua!" "Kok—" Nada ketus Olivia menyebabkan Cici tidak berani melanjutkan kalimatnya. "Nggak usah protes!" Alhasil, mereka berdua langsung mengunci mulut seraya mendesaah secara perlahan. Baik Pita maupun Cici tidak bisa berkutik kalau Olivia sudah marah besar seperti ini. "Kenapa bisa gini sih ujung-ujungnya!" gerutu Olivia lagi hi