Seusai menyelesaikan penampilannya di atas panggung, JC segera mendekati tempat Annastacia berdiri bersama pria yang tidak dia kenal itu.
"Hey, Anna. Siapa pria ini?" tanya JC dengan nada dingin. Dia tidak suka ada pria lain yang mendekati gadis yang dia sukai.
Annastacia tersenyum lalu berkata dengan nada riang, "JC kenalkan ini Dokter John Bardere, kolegaku di rumah sakit dan John, kenalkan ini Jason Channing atau bisa dipanggil JC, bintang pop yang punya banyak fans."
Mendengar suara Annastacia yang ceria membuat John kehilangan rasa segannya untuk mengenal pria di hadapannya itu. Diapun mengulurkan tangannya pada JC dan menyebut namanya 'John'.
"Jadi Anna, apa kau setuju untuk kuantar pulang?" ulang John karena sudah hampir tengah malam sekalipun acara pesta Rossie Stuart masih begitu meriah.
"Ehm sebentar John." Anna lalu menoleh ke arah JC sembari bertanya, "JC, kau menginap dimana? Kurasa John bisa mengantarmu pulang ke hotel tempatmu menginap sekaligus mengantarku pulang ke apartment. John tidak ingin aku pulang dengan menyetir mobilku sendirian."
JC mengerutkan keningnya, dia tidak mau diantar pulang oleh pria yang sepertinya adalah rivalnya untuk mendapatkan Anna. Dia pun berkata, "Bagaiman kalau aku menyetir mobilmu dan kita pulang berdua? Besok pagi aku akan mengantar mobilmu kembali ke apartmentmu."
"John, sepertinya lebih baik begitu. Aku tak yakin bisa meminta Rossie mengirimkan mobilku pagi-pagi sementara besok aku harus berangkat bekerja dengan jam kerja seperti biasa pukul 09.00 pagi," ujar Anna menatap John dengan tenang karena dia tidak harus menuruti apa kata John, mereka hanya rekan kerja biasa.
John mendengkus dengan kesal menyugar rambutnya dengan tangannya. "Oke, terserah kau saja Anna. Jaga dirimu baik-baik. Sampai ketemu besok di rumah sakit," ujar John mengecup pipi Annastacia lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan pesta itu.
Sementara JC mencebik melihat gadis yang dia sukai dikecup di hadapannya, rasanya cukup mengesalkan. Tetapi, dia agak heran kenapa dirinya berubah menjadi pencemburu dan posesif dengan gadis yang baru dia temui beberapa jam yang lalu. Apa perasaannya kali ini serius?
"Come on, JC. It starts too late, take me home now," ujar Anna sembari menggandeng tangan JC untuk berpamitan dengan Rossie sebelum mereka meninggalkan pesta itu.
"Hey, Rossie. Aku harus pulang sekarang karena besok aku masuk kerja shift pagi. Semoga pestamu menyenangkan, Sobat!" pamit Annastacia seraya memeluk Rossie dan mencium pipi gadis itu kanan kiri.
"JC aku menitipkan Anna padamu, jaga dia baik-baik ya, Boy!" ujar Rossie sambil memeluk JC sekilas.
"Tentu, Nona Rosalyn, jangan kuatir," jawab JC.
Mereka berdua pun naik ke mobil Mini Cooper merah maroon milik Annastacia, JC yang mengemudikannya untuk gadis itu. Mereka mengobrol sepanjang perjalanan ke apartment Anna dengan seru.
Sangat jarang JC bisa mengobrol dengan seorang gadis dengan perasaan bebas tanpa harus berpura-pura. Menurutnya, Anna adalah gadis yang cerdas dan sangat menarik, dia begitu ekspresif dan tulus ketika berbicara seolah itu berasal dari dalam hati gadis itu.
Ketika mobil Mini Cooper maroon itu mendekati gedung apartmentnya, Anna pun mengingatkan JC sekali lagi.
"Kuharap kau akan mengantarkan mobilku pukul 07.00 pagi JC, aku sibuk dan tidak bisa terlambat masuk kerja," ujar Anna.
"Siap, Nona Manis. Apa kau biasa sarapan pagi?" tanya JC karena dia ingin mengajak Anna untuk sarapan pagi bersamanya.
"Tentu saja aku harus sarapan, pekerjaanku itu sangat menuntut dan makan siangku biasanya hanya tinggal kenangan. Hahaha," jawab Anna tertawa renyah.
JC menyeringai sedikit terkejut dengan pekerjaan Anna yang sepertinya sangat sibuk. "Oke, Girl. Besok aku akan menjemputmu untuk sarapan lezat bersamaku di Chandelier Restaurant, itu restoran hotel tempatku menginap malam ini. Menunya sedap kurasa ketika aku mencobanya tadi pagi," ujar JC.
Anna pun berkata, "Baiklah, Tuan Popstar. Kutunggu kedatanganmu besok pagi, jangan terlambat ya!"
Dia pun membuka pintu mobil untuk turun sebelum JC menarik lengan kanan Anna lalu menangkup wajah Anna dengan telapak tangannya dan mengecup bibir merah muda Anna dalam-dalam.
Sepanjang malam tadi di pesta, JC sudah sangat mendambakan rasa bibir merah muda itu. Manis seperti strawberry dan kenyal, membuatnya ingin lebih lagi.
Sementara Anna terkejut agak syok ketika ciuman pertamanya tercuri oleh popstar gila yang luar biasa tampan itu.
Ciuman JC sukses mengobrak-abrik sistem pernapasannya, pikir Anna dengan otak scientist-nya. Dia berusaha menata kembali napasnya usai JC melepaskan bibirnya yang sudah membengkak dan kebas.
Anna mengerjap-kerjapkan matanya menatap JC sedikit bengong. "Uhmm ... kenapa menciumku begitu ganas, JC? Itu agak lebay kurasa," ujar Anna menggaruk-garuk kepalanya salah tingkah.
Sementara JC terkekeh menatap wajah Anna yang kebingungan. "Anna ... Anna ... kau sangat mempesona, Sayang! Kau telah memikat hatiku, Anna. Di luar sana jutaan wanita bermimpi mendapatkan ciumanku dan kau bertanya mengapa aku menciummu dan mengatakan itu lebay?! Ohh God! Ahahaha ...," jawab JC dengan gemas.
"Whatever JC! Kau mencuri ciuman pertamaku yang berharga, itu membuatku sedikit sedih ...," balas Anna mencebik menatap JC.
Sebaliknya justru JC merasa sangat bahagia mendengar ucapan Anna. Dia melemparkan senyum manisnya pada gadis itu dan berkata, "Jadilah pacarku, Anna. Apa kau mau?"
"Akan kupikir-pikir dulu, JC. Kita baru berkenalan beberapa jam yang lalu 'kan. Ini terlalu cepat bagiku." Anna lalu memeriksa jam tangannya lalu berkata lagi, "Pulanglah sekarang, aku tak ingin kau terlambat menjemputku besok pagi, JC. Bye! Hati-hati di jalan, saljunya tebal."
Tak ingin membuang waktu ataupun menahan JC lebih lama, Anna pun segera turun dari mobil melambaikan tangannya lalu berjalan ke lift yang ada di parkiran lantai basement apartmentnya untuk naik ke lantai 5 dimana unitnya berada.
JC pun berkendara kembali ke hotel tempat dia menginap selama tour concert di Amerika Utara.
Sebenarnya lusa dia harus kembali ke Hollywood, tempat tinggalnya bersama bintang-bintang terkenal di penjuru komplek elit itu.
Dia tertawa sendiri di mobil sambil mengemudikan mobil milik Anna. Wajahnya masih belum seterkenal yang dia pikirkan selama ini. Anna tidak mengenalinya sama sekali. Ya Tuhan! Itu berarti dia harus menyuruh managernya bekerja lebih keras lagi untuk berburu kontrak iklan agar wajah tampannya terpampang di seluruh penjuru Amerika.
Akhirnya, setelah memarkir mobil Mini Cooper warna maroon itu dengan benar di parkiran basement hotel, JC pun naik ke kamarnya di lantai 15. Tubuhnya juga membutuhkan istirahat. Sebelum lupa, dia pun menyetel alarm di ponselnya pukul 06.00 pagi. Dia merutuk dalam hatinya betapa pagi dia harus bangun demi seorang Anna. Dokter bedah cantik yang telah menggenggam hatinya saat ini.
JC bertekad untuk membuat Anna jatuh cinta sebelum dia kembali ke Hollywood. Sepertinya ruang hatinya yang kosong akan segera terisi oleh cinta Anna.