Terlalu Cepat Jatuh Hati

1104 Kata
Sebelum pergi tidur, JC menyempatkan dirinya untuk memesan sebuah buket bunga mawar merah muda untuk Anna besok pagi di aplikasi pesan antar yang dia temukan di internet. Florist itu ternyata terletak di jalan utama sederet dengan Hotel Northern Light Premiere tempat dia menginap dan buka 24 jam. Tak lama kemudian JC pun terlelap ke alam mimpi yang membawanya kembali bertemu Annastacia. Dalam mimpinya dia berkejar-kejaran sambil tertawa berderai bersama Anna di sebuah hutan di bawah hangatnya sinar matahari musim panas. Hatinya seolah begitu bahagia melihat senyuman Anna yang secerah langit biru di siang hari. Hingga mimpi indahnya itu terpotong oleh suara deringa alarm ponselnya yang begitu kencang. JC pun mengerang kesal lalu duduk di tepi ranjangnya mengucek-ucek matanya yang masih terasa berat karena kantuk. Dia menyeret tubuhnya ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya di bawah derasnya shower air dingin pagi itu. JC bersenandung asal-asalan dengan suara merdunya, "I want you, Anna ... my beautifull butterfly ... I want to kiss you again and again ... and again." Memorinya tentang ciuman spontan di basement apartment Anna membuatnya mendambakan ciuman itu dan sentuhan yang lebih lagi. Sayang sekali gadis itu masih menganut tradisi lama yang tidak mau tidur dengan sembarang pria termasuk dirinya yang ganteng, keluh JC dalam hatinya. Seusai mandi air dingin, JC mengeringkan tubuhnya lalu mengenakan kaos hitam yang membalut ketat tubuh kekarnya dan celana jeans biru casual. Bel pintu kamar hotel JC berbunyi. JC bergegas membukakan pintu. "Selamat pagi, Tuan JC, apa benar Anda yang memesan buket bunga mawar pink ini?" tanya kurir toko bunga yang dia pesan semalam. "Pagi juga. Benar. Terima kasih. Ini tip untukmu, Boy," jawab JC seraya memberikan selembar uang $1 ke si kurir bunga karena buket bunga itu dibayar via aplikasi online. JC mengamati buket bunga mawar merah muda itu dan merasa itu sangat cantik cocok untuk Anna-nya. Pria tampan dan sebuah karangan bunga yang indah pasti berhasil melelehkan hati seorang gadis, pikir JC dengan penuh percaya diri. Dia pun menyambar kunci mobil Anna di nakas lalu berangkat ke apartment Anna sebelum terlalu siang dan terlambat. Di unit apartmentnya, Anna sudah selesai mandi dan mengeringkan rambutnya. Dia berdandan natural dengan bedak tabur dan liptint merah muda beraroma strawberry favoritnya. Anna menggerai rambutnya terlebih dahulu karena sepanjang hari dia akan mengikat rambutnya saat bekerja. Anna memasukkan barang-barang pribadinya yang ingin dia bawa ke rumah sakit ke tas ransel kerjanya yang berwarna navy. "Tok tok tok." Suara ketokan pintu unit apartment Anna. Anna berpikir itu mungkin JC yang memang seharusnya menjemputnya pagi ini. Diapun memakai tas ransel itu di punggungnya lalu bergegas ke pintu. "Pagi, Dokter Cantik," ucap JC menyembunyikan wajahnya di balik buket bunga mawar pink yang cukup besar itu, ada 25 tangkai bunga mawar mekar yang terangkai dengan babybreath putih. Anna menerima buket bunga mawar merah muda yang cantik itu seraya menyunggingkan senyum manis di wajahnya. Dia mengucapkan terima kasih pada JC. JC mengerucutkan bibirnya dan mengerutkan alisnya yang lebat menatap Anna. "Aku mengharapkan sesuatu yang lebih daripada ucapan terima kasih, Nona Manis," ujarnya. "Hahaha ... aduh, apa yang harus kuberikan sebagai balasan yang sepadan dengan bunga-bunga cantik ini?" balas Anna sembari tertawa pelan menatap JC dengan wajah merona. "A kiss maybe ...," sahut JC seraya mengendikkan bahunya agak kecewa. Sementara dalam hatinya dia berkata, 'And a hot touch also tempting my mind.' "Again?" tanya Anna mengernyit agak seram karena dia belum pernah berpacaran sebelumnya dan JC bukan pacarnya juga. Tangan JC segera menarik tubuh Anna hingga menempel ke tubuhnya lalu melumat bibir Anna tanpa babibu. Aroma strawberry dan rasa manis bibir Anna benar-benar membuatnya mabuk sekaligus lapar. Sensasi sentuhan bibir JC yang terkesan posesif itu membuat Anna limbung seolah otaknya berkabut. Tangan Anna mencengkram kaos JC di bagian d**a pemuda itu. Mereka berdua terengah-engah menata napas yang tak beraturan dan jantung yang berpacu di dalam d**a mereka. "Anna, kau membuatku gila!" ucap JC seolah tak percaya dengan apa yang terjadi barusan. Dia belum pernah menginginkan seorang wanita seperti ini. "JC ... kumohon, kita terlalu cepat. Aku tak terbiasa menjalin hubungan dengan seorang pria dengan cara yang intim sebelumnya. Kau membuatku bingung," balas Anna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Well, akupun mirip denganmu ... ehmm mungkin sedikit berbeda, biasanya aku tidak pakai perasaan. Sementara denganmu aku merasa selalu baper parah. Ayo kita berangkat sekarang, Anna, aku tak ingin membuatmu telat berangkat kerja," ujar JC memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana jeansnya. Anna mengunci unit apartmentnya lalu berjalan beriringan dengan JC ke lift menuju parkiran basement apartment itu. Mereka tidak saling bicara dan melihat ke arah lain menghindari kontak fisik. Sebelum berangkat ke Wyndham International Hospital, JC mengajak Anna untuk sarapan pagi bersamanya di Chandelier Restaurant. Menu yang disajikan memang lezat seperti kata JC semalam. Sandwich smoked beef mozarella in Croissant dengan kentang goreng renyah, dan Huzzarean salad yang dipesan Anna begitu menggoda selera. JC memesan menu yang sama dengan Anna, baginya selera gadis itu dalam memilih makanan patut diacungi jempol, selalu enak. "Anna, apa nanti malam aku bisa mengajakmu makan malam lagi? Ehmm kurasa aku juga akan bermain billiard sebentar, apa kau suka bermain billiard?" tanya JC mencoba mencari kesempatan untuk bertemu lagi dengan Anna. Anna ragu-ragu karena tidak tahu jadwalnya hari ini akan seperti apa. Cuaca yang bersalju membuat banyak kecelakaan lalu lintas yang tentu saja membuatnya sibuk bahkan harus lembur. "Nanti kukabari lagi Jason, aku belum tahu jadwalku hari ini. Maafkan aku ...," jawab Anna menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya memohon pengertian JC. 'Wow ... ada gadis yang menolak ajakan kencan dariku?! Jutaan gadis di luar sana antre untuk mengajakku kencan! Apa dia dari luar planet ini?' batin JC agak syok. Anna melirik wajah JC yang seperti kucing tersedak sehabis menelan bola. "Apa kau baik-baik saja, Jason?" tanyanya. "Dengar Anna, kau sebaiknya sempatkan waktumu nanti malam. Besok aku sudah meninggalkan Amerika Utara dan terbang ke California dan sejujurnya aku tak tahu kapan kita bisa bertemu lagi ...," ujar JC dengan galau. Dia benci situasi ini. Ketika dia jatuh hati pada seorang gadis dan tidak dapat berbuat apapun untuk tetap berada di sisinya karena profesi mereka yang jauh berbeda. Managemennya pun akan melarangnya berpacaran dengan seorang dokter bedah, itu akan mengganggu popularitasnya. Sudah dapat dipastikan kisah cinta mereka berdua akan terhalang status. Sungguh menyebalkan! rutuk JC dalam hatinya. "Jason, kurasa hubungan kita tidak akan berhasil. Kau artis di Hollywood dan aku berada di sebuah negara kecil di Amerika Utara. Aku penduduk Grenada, negara yang bahkan ketika kau membuka googleapp tidak banyak yang bisa kau baca. Lebih baik kita berteman saja, oke?" ujar Anna menjelaskan prospek suram hubungan mereka dengan lancar. Ucapan Anna membuat JC terdiam, apakah cintanya hanya bertepuk sebelah tangan kali ini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN