Max Brury, manager JC merasakan perubahan pada temperamen anak asuhnya itu. Sebelumnya JC selalu riang dan antusias menjalani segala aktivitasnya. Namun, belakangan dia seperti murung dan cenderung menjadi introvert.
Akhirnya Max Brury mencoba untuk mengajak JC berbicara dari hati ke hati untuk meringankan beban di hati pemuda itu.
"Boy, katakan jujur kepadaku, apa yang mengganggu pikiranmu?" ujar Max sembari mengepulkan asap rokoknya.
JC juga merokok bersama dengan Max, dia belakangan memang gemar merokok sendirian untuk menghilangkan rasa pedih di hatinya akibat kandas kisah cintanya dengan si dokter bedah cantik dari Grenada.
"Aku menyukai Annastacia, Max. Si dokter bedah yang merawatku setelah kecelakaan itu. Sayangnya dia sudah bertunangan, dia menolakku," tutur JC dengan murung.
Mendengar cerita JC, Max pun terdiam. Posisi JC sebagai seorang top idol di seluruh Amerika sangat sulit bila ingin menjalin hubungan dengan gadis biasa. Kariernya akan dipertaruhkan, sebagian besar fans JC yang adalah kaum Hawa tentunya akan antipati pada Annastacia dan mungkin akan berhenti mengidolakan JC.
"Maafkan aku bila mengatakan bahwa Anna melakukan hal yang benar. Dia pasti juga memikirkan tentang kariermu, selain dia juga sudah bertunangan. Lantas apa rencanamu? Mungkin ada baiknya memulai sebuah hubungan spesial yang baru dengan gadis cantik yang lain. Aku akan mencoba mengurusnya dengan management artist," ujar Max Brury mencoba memberi saran yang masuk akal untuk JC.
Namun, JC menggeleng-gelengkan kepalanya dengan lesu. "Look, Max. Aku tidak bisa melupakannya, dia telah mencuri hatiku. Aku menginginkannya untuk menjadi milikku," bantah JC dengan keras kepala.
Max Brury menghela napas lelah, dia tidak bisa memaksa JC untuk mengikuti keinginannya. Sementara dia pun memiliki kisah cinta rahasia dengan kakak perempuan Dokter Annastacia.
Mereka berdua sedang mencari tahu bagaimana sebaiknya hubungan itu dilanjutkan atau diakhiri. Seorang dokter memiliki jadwal kerja yang menyita waktu, sedangkan dia punya tanggungjawab sebagai manager JC harus mengikuti agenda keartisan JC.
"Ehm ... JC kalau boleh aku jujur, sebenarnya aku berpacaran dengan kakak Dokter Anna," ucap Max menundukkan kepalanya sembari memainkan minuman Jack'D Cola di gelasnya.
"WHAT?!" seru JC terkejut mendengar ucapan managernya. Dia pun tertawa berderai seolah tak percaya. "Apa dia cantik seperti Anna? Siapa namanya, Max?" tanya JC penasaran.
Pria berusia 35 tahun itu pun tersipu seraya menjawab, "Namanya Jocelyn Brighton, tentu saja sangat cantik. Dia dokter spesialis Obsgyn di rumah sakit Wyndham International. Seluruh anggota keluarga Brighton bekerja di rumah sakit itu, JC."
JC meninju lengan Max sembari tertawa berkata, "Ternyata kau gerak cepat, Max. Bagaimana kau bisa mendapatkan hati Dokter Jocelyn? Kau harus mengajariku triknya!"
Max terkekeh menatap JC. "Hey, kami sudah saling kenal lama. Dia adik kelasku beda 2 tingkat saat sekolah menengah. Dulu aku tinggal bersama kakek nenekku saat remaja di Grenada, sebelum akhirny kuliah di LA," tutur Max.
"Ohh pantas saja, Max. Kupikir kau sehebat itu bisa menaklukkan hati seorang dokter dalam waktu seminggu," ujar JC lalu meneguk minumannya.
"Aku berpikir untuk membujuk Jocy agar mau pindah ke California bersamaku. Bila dia bersedia, aku akan segera melamarnya ke orangtuanya," kata Max dengan tenang sembari menatap ke langit malam di teras kolam renang rumah JC yang mewah.
"Aku iri padamu Max, seandainya Anna pun bisa kubujuk seperti kakak perempuannya. Dia gadis yang sangat keras kepala. Berulangkali aku merasa kaget dengan responnya, aku menciumnya dia tak suka dan marah. Aku mengajaknya berkencan, dia menolakku. Jutaan gadis di seluruh Amerika menginginkan untuk berkencan dan kucium, tapi Anna bereaksi negatif. Itu sangat aneh, Max!" tutur JC seraya menggeleng-gelengkan kepalanya masih merasa Anna begitu aneh.
Max menepuk-nepuk punggung JC memberikan dukungan. "Kurasa dia belum pernah berpacaran, kau harus sabar pada Anna. Mungkin dia butuh waktu. Tetap jalin hubungan dengannya melalui pesan W A atau messenger, JC," sarannya lalu pamit untuk pulang ke rumahnya.
***
Setelah beberapa bulan berlalu, pekerjaan JC yang sangat banyak membuat pemuda itu mulai melupakan perasaannya pada Annastacia. Sementara itu popularitasnya semakin meroket, tidak ada lagi yang tidak mengenal JC ketika berpapasan di tempat umum.
Pasalnya, pemuda itu menjadi bintang iklan banyak produk dari snack, minuman ringan, kopi, alat elektronik, pakaian, sepatu, parfum, pasta gigi, koper, semua barang yang diperdagangkan di Amerika dan juga beberapa negara Asia serta Eropa mayoritas dibintangi oleh JC iklannya.
Belum lagi lagu-lagunya menghiasi tangga lagu American Billboard setiap minggu tanpa henti. Pertokoan memutar lagu-lagu hits milik JC membuatnya semakin populer saja.
Di Grenada, Amerika Utara, tempat Annastacia tinggal pun sama. Segalanya tentang JC begitu populer di sana. Semua wanita tua muda memuja-muja popstar itu. Poster JC menghiasi pusat perbelanjaan karena dia menjadi model promosi produk-produk brand ternama.
Annastacia yang tadinya tidak mengenali JC pada awal pertemuan mereka beberapa bulan yang lalu pun, kini sudah mengenali sosok JC. Bahkan, sampai bosan melihat wajah pria itu dimana-mana.
Sore itu Anna pergi ke Mall untuk berbelanja barang kebutuhan sehari-hari bersama Jocelyn, kakak perempuannya. Sesudah selesai berbelanja, mereka duduk bersantai di gerai penjual kopi di bagian depan Mall sambil berbincang-bincang. Jocelyn rencananya akan dilamar oleh Max Brury, manager JC minggu depan.
"Jocy, apa kau serius akan pindah ke LA? Kau yakin bisa praktik di kota besar?" tanya Anna mencoba menggoyahkan keyakinan kakaknya itu sembari meniup cangkir kopinya yang masih mengepul panas.
Jocelyn memainkan gelas plastik es capuccinonya sambil mencebik melirik kepada Anna. "Apa maksud pertanyaanmu itu, Anna? Aku dan Max serius, justru kaulah yang terlalu dingin dan egois. Kadang aku kasihan pada John, dia seperti anak anjing tersesat menemukan penolongnya ketika menatapmu ... begitu memuja. Sementara kau tidak terlalu memperhatikannya," ujar Jocelyn dengan sedikit pedas menyindir adiknya.
"Hahaha ... kau memang lebay, Jocy! John memang sangat perhatian kepadaku dan aku juga membalas perhatiannya sekalipun mungkin tidak terlalu ekspresif sepertinya," balas Anna seraya tertawa renyah.
Dari arah belakang kursinya, seorang pria gagah dan tampan mendekati Annastacia lalu mengecup puncak kepala gadis itu. "Hai Sayang, maaf lama menungguku. Tadi Dokter Benedict ingin berkonsultasi denganku sebelum pulang. Jadi apa kita bisa pergi sekarang atau kau masih ingin ngobrol dengan Jocelyn?" ujar John dengan penuh perhatian menatap wajah Anna sembari duduk di kursi sebelah Anna.
"Jocy, aku pergi sekarang ya. Kuharap acara lamarannya lancar, aku akan datang malam sebelum acara. Kau tahu jadwalku padat. Sampaikan salamku untuk papa dan mama di rumah," ujar Anna sembari membereskan barang belanjaannya lalu bangkit berdiri.
Dengan sigap John membantu membawakan barang belanjaan Anna tanpa diminta. "Thanks, John. Ayo kita berangkat," ucap Anna sembari tersenyum manis pada tunangannya itu.
"Ingat ucapanku tadi, Anna!" pesan Jocelyn yang sontak mendapatkan tatapan melotot dan gelengan kepala dari Anna.