JC sengaja mengosongkan jadwalnya selama seminggu. Managernya, Max Brury akan melakukan lamaran pernikahan untuk kekasih jarak jauhnya, Dokter Jocelyn Brighton yang tidak lain adalah kakak Dokter Annastacia Brighton.
Selama berbulan-bulan JC mengubur dirinya dengan kesibukan dalam pekerjaannya, dia ingin melupakan Anna-nya. Sayangnya, itu lebih sulit dari yang dia perkirakan, hatinya sudah tercuri dan kini dia ingin mengambilnya kembali ke Grenada.
Bagi JC, pertunangan Anna dengan John Baldere yang begitu mendadak bukanlah penghalang untuk perasaan cintanya. Dia akan merebut gadis itu dari John dengan cara apapun. Dia kini jauh lebih terkenal dan memiliki banyak uang dibanding beberapa bulan sebelumnya.
Dan JC berhutang budi pada Annastacia, bekas luka akibat kecelakaan itu sembuh sempurna nyaris tak berbekas. Tubuhnya itu aset berharganya, perusahaan yang memberinya kontrak iklan menuntut fisik yang maha sempurna tak bercacat. Dokter bedah cantik itu membuat tubuhnya kembali seperti sedia kala seperti sebelum mengalami kecelakaan.
"Jason, maaf aku mungkin tidak bisa banyak mengurusimu selama berada di Grenada. Kuharap kau mengerti," ujar Max Brury yang duduk di sebelah kursi JC di dalam pesawat dari LA menuju Grenada.
Pemuda itu menyengir di balik kaca mata hitamnya. "Tak usah kau pikirkan mengenai aku, Max. Ini saat-saat pentingmu, Man! Apa kau akan langsung menikahi Dokter Jocelyn setelah melamarnya?" tanya JC.
"Iya, rencananya begitu. Lamaran ini sebetulnya hanya sekedar formalitas, segalanya sudah dipersiapkan untuk sebuah upacara pernikahan sederhana dan jamuan pesta kecil-kecilan untuk teman dan saudara dekat keluarga Brighton dan Brury. Keluargaku bukan kalangan orang hebat yang terkenal di Grenada, Jason," tutur Max.
JC memikirkan sesuatu, dia terdiam sebelum berkata lagi, "Apakah syarat menikah di Grenada mudah, Max?"
"Pada dasarnya segalanya terkait pencatatan secara negara dan pemberkatan pastoral tidak ada yang rumit asalkan dokumennya lengkap. Ada apa Jason? Kenapa kau ingin mengetahuinya?" tanya Max sedikit curiga. Setahunya JC sudah berbulan-bulan sama sekali tidak mau menjalin hubungan dengan wanita manapun.
Memang secara profesionalitas efeknya baik, dia tidak perlu mengurusi skandal dan gosip yang terkait dengan JC dan artis-artis wanita pendatang baru seperti dulu. Namun, menurut Max, kepribadian JC lebih tertutup dibanding dulu. Perubahan itu terasa sangat mencolok bila mengenal keseharian anak asuhnya itu.
"Ohh ... aku hanya penasaran saja, Max. Tidak perlu diambil pusing pertanyaanku tadi," jawab JC dengan ringan seraya tersenyum tipis.
Diapun melanjutkan lagi, "Max, aku ingin semua media sosialku dinonaktifkan selama aku berada di Amerika Utara. Aku sudah menolak semua pekerjaan hingga seminggu ke depan. Tidak ada yang boleh meliputku selama berada di Grenada."
"Oke, akan kulakukan JC. Apa kau butuh retreat sejenak dari kesibukanmu sebagai popstar? Mungkin kau membutuhkan sesi konseling dengan psikolog? Jocelyn pasti mengenal koleganya yang ahli di bidang itu," ujar Max Brury sembari memperhatikan ekspresi wajah JC. Dia merasa hidup JC belakangan penuh tekanan dari segi karier keartisannya.
"Aku tidak perlu sesi konseling dengan psikolog, Max. Mungkin aku banyak mengalami insomnia, tapi segalanya baik-baik saja denganku," jawab JC dengan ekspresi datar di balik kaca mata hitamnya. Dia pun mengakhiri perbincangannya dengan managernya itu.
Belakangan halusinasi tentang Annastacia semakin memburuk. Terkadang saat dia tidak sedang bekerja, dia bisa tenggelam dalam lamunannya sendiri. Dia banyak membayangkan Anna sebagai kekasihnya.
Pesawat yang mereka tumpangi pun akhirnya mendarat dengan mulus di bandara internasional Grenada. Max dan JC berpisah di lobi keluar bandara. Max dijemput oleh keluarganya, Tuan Albert Brury dan Nyonya Margareth Brury serta kakak laki-lakinya Greg. Sedangkan, JC menyewa rental mobil lokal karena dia tidak memiliki teman di Grenada, selain Anna tentunya.
Sebelum mereka berpisah, Max memperkenalkan JC kepada keluarganya sekalipun mereka tentunya tahu siapa JC. Pemuda itu popstar superidol yang sangat terkenal di Amerika. JC menjabat tangan ayah, ibu, dan kakak laki-laki Max dengan hangat. Mereka juga sempat berfoto bersama untuk kenang-kenangan di lobi bandara itu.
Petugas dari perusahaan jasa rental mobil menyerahkan kunci mobil kepada JC di lobi bandara, tempat mereka membuat janji temu. Kemudian JC mengambil alih mobil rental itu di parkiran bandara.
Dia mengemudikan sendiri mobil Ford Explorer Hybrid warna merah maroon menuju ke hotel tempat dia menginap. Itu hotel yang sama dengan saat dia mengadakan tur dan konser beberapa bulan yang lalu. Hotel itu menurutnya cukup nyaman dan strategis karena terletak di pusat kota.
Ketika melewati rumah sakit tempat Anna bekerja, JC melirik jam tangannya. Seharusnya Anna sudah hampir pulang saat ini. Dia pun membelokkan mobilnya ke parkiran rumah sakit itu dan mencari mobil mini cooper merah maroon milik gadis itu.
Akhirnya dia menemukannya, diapun memarkir mobilnya tidak jauh dari situ agar dapat melihat Anna dari dalam mobilnya. Cuaca sore itu cerah, matahari masih bersinar dengan terik karena saat itu sedang musim panas.
Dengan sabar JC menunggu Anna pulang kerja di dalam mobil Ford Explorer Hybridnya. Saat JC menyalakan radio di mobilnya, terdengar lagunya yang sedang diputar oleh siaran radio lokal Grenada. Dia pun merasa bangga, rupanya dia sangat terkenal saat ini. Tidak ada seorangpun yang mengaku warga Amerika yang tidak mengenalnya.
Tak perlu menunggu lama, gadis yang dia tunggu pun muncul. JC menatap sosoknya dengan penuh kerinduan. Rasanya dia ingin berlari saat ini juga dan memeluk Annastacia.
Gadis itu menggerai rambut panjangnya yang berwarna coklat kemerahan. Angin meniup rambut panjang itu hingga beterbangan di sekitar wajahnya yang cantik. Blouse sutra putih dan celana panjang kain warna beige itu membalut tubuh ramping Anna dengan sempurna.
Tangan kanan Anna terangkat menutupi wajahnya dari silau sinar matahari sore yang masih terang di langit. Dia berjalan membawa tas kerjanya di tangan kirinya dengan langkah anggun menuju ke tempat dimana mobilnya diparkir.
"Anna, Sayangku ... kita pasti akan bertemu muka dengan muka dalam waktu dekat. Saat itu aku tak akan melepaskanmu lagi. Kau adalah kekasihku," ucap JC bermonolog di dalam mobilnya sembari menatap sosok Anna.
Ketika mobil Mini Cooper merah maroon itu meninggalkan tempat parkir rumah sakit Wyndham International, mobil JC mengikutinya dari belakang. Dia ingin tahu dimana sekarang Anna tinggal. Apakah masih di Sky Eternity lantai lima?
Sementara itu Annastacia tidak menyadari mobilnya dibuntuti oleh seseorang. Di perjalanan hampir sampai ke apartment tempat dia tinggal, dia menerima panggilan telepon dari John dengan wireless bluetooth earphone.
"Halo, John," sapanya.
"Halo, Anna Sayang. Apa kau sudah pulang?" tanya John.
"Iya, aku dalam perjalanan pulang ke apartmentku. Ada apa John?" sahut Anna.
"Hanya bertanya saja, aku baru selesai bekerja dan akan ke ruanganmu bila kau belum pulang. Tapi, tidak apa-apa. Apa nanti malam kita bisa makan malam bersama?" ujar John.
Anna berpikir sejenak lalu menjawab, "Well, boleh. Jemput aku pukul tujuh malam, John. Bagaimana?"
"Perfect, Anna. Aku akan menjemputmu pukul tujuh. Sampai nanti, Dear," jawab John dengan nada riang.
"Sampai nanti, John," balas Anna lalu mengakhiri teleponnya.
Dia mencopot earphone itu lalu membelokkan mobilnya masuk ke area parkir basement Sky Eternity. Annastacia sudah sampai di apartmentnya dan ingin beristirahat sejenak. Pekerjaannya selalu menyisakan kepenatan di penghujung harinya.
Sementara itu JC yang mengikutinya dari belakang cukup puas dengan penemuannya. Ternyata Annastacia masih tinggal di Sky Eternity. Dia akan mengirimkan sebuah buket karangan bunga yang sama seperti dulu, buket mawar merah muda yang cantik dengan babybreath putih.