“Apa benar kamu hamil, Ailen?” Itulah kalimat pertama yang dilontarkan Rayn. Pria itu menatap lekat ke arah Ailen, memperhatikan wanita di depannya. Dia bahkan tidak ingin melewatkan sedikitpun ekspresi Ailen. Pasalnya, saat mengetahui Ailen keluar dari ruang dokter kandungan, Rayn sudah dibuat terkejut. Benarkah gadis yang dicintainya hamil? Rasanya, Rayn tidak ingin mempercayainya. Hanya saja, melihat buku pemeriksaan di tangan Ailen, Rayn yakin tebakannya benar. Hingga dia yang tidak juga mendapat jawaban pun membuang napas lirih. “Berapa usia kandungan kamu, Ailen?” tanya Rayn. Ailen masih saja bungkam. Dia ingin lari dan tetap menyembunyikan mengenai kandungannya, tetapi hal itu tidak mungkin. Rayn melihatnya keluar dari ruang dokter kandungan. Rayn melihatnya mengambil obat dan s