“Sekarang, jelaskan denganku mengenai apa yang baru saja kamu bilang, Ailen,” ucap Aruna dengan raut wajah serius. Ailen yang mendengar hal itu pun hanya diam. Kedua matanya mulai beralih, menatap sekeliling dan mencari alasan. Pasalnya, Aruna sudah menatapnya dengan cukup dalam. Sejak tadi, gadis itu juga tidak menatap ke arah lain. Hal yang membuat Ailen semakin buntu. Otaknya benar-benar sulit digunakan untuk berpikir. “Ailen, mau sampai kapan kamu diam?” tegur Aruna, tidak sabar. Ailen pun membuang napas kasar. Sahabatnya tidak akan mungkin berhenti sebelum dia mengatakan sesuatu. “Apa benar kamu sudah menikah?” tanya Aruna kembali. Tatapannya benar-benar terasa seperti sedang menyelidik. Meski ingin mengatakan iya, tetap saja Ailen menggelengkan kepala. Dia berkata, “Aku tadi sed