Sakit, kecewa dan marah. Ailen merasakan perasaan itu bercampur aduk. Dia membuatkan menu makan malam kali ini untuk Kenzo dan Vian, tanpa memiliki rencana apa pun. Ya, anggap saja memang Ailen berharap Kenzo akan menerimanya, tetapi hal itu tidak menyakiti siapapun, kan? Ailen hanya ingin menyenangkan suami dan putranya. Namun, Kenzo seakan berpikiran lain. Sorot mata pria itu terlihat tajam dengan ekspresi dingin. Tidak ada keramahan sama sekali di wajah pria itu. Rahangnya pun terlihat mengeras dengan deru napas terdengar jelas. “Jawab aku, Ailen. Rencana apa yang sedang kamu buat?” tanya Kenzo kembali. “Saya tidak memiliki rencana apa pun, Pak,” jawab Ailen lirih. Dia takut, jika dia hanya diam, Kenzo akan semakin marah. Namun, Kenzo tidak percaya dengan hal itu. Dengan tenang, dia