Shaka mendekati dua anak laki-laki itu begitu Nadine sudah masuk ke dalam kamarnya. "Bisa bicara sebentar?" "Pah? Papa disini?" "Apa semua yang saya dengar tadi itu benar?" Erick menatap mata dua orang itu bergantian. "Kalau kalian benar-benar sayang dan peduli sama Nadine, dengarkan kata-katanya. Dia hanya ingin hidup normal tanpa ada yang tahu aib masa lalunya. Bagi Nadine ini hal yang memalukan. Masa-masa sulit itu sudah berhasil Nadine lewati, kalian jangan mengorek terlalu dalam luka itu." Ucap Erick lalu pergi meninggalkan ayah dan anak itu. "Melvin? Apa kamu tahu di mana empat nama lelaki yang dia sebutkan tadi berada?" tanya Shaka. "Mereka dulu teman-temanmu bukan?" "Betul Pa, tapi aku sudah lama putus kontak dengan mereka, sejak kuliah di luar negeri. Kecuali Erlan, dia ana