“Pak boleh kami masuk?” tanya Rangga sekali lagi. Mimik mukanya harap-harap cemas mendapatkan jawaban dari satpam museum. “Hm ....” Dodi memegangi dagunya dan mengusap jenggotnya yang kasar. “Pak? Bagaimana? Apa kami boleh masuk ke museum lagi? Sekali saja. Aku janji malam ini adalah malam terakhir kami ke mari ....” Rangga tidak hentinya membujuk Dodi. Hingga akhirnya Dodi menghela nafas panjang dan memperbolehkan. Rangga senang dan langsung menyalami Dodi. Mereka berjabat tangan. “Tapi ingat, jangan sampai temanmu itu mengeluarkan batu petuahnya dari dalam tempatnya. Atau bahkan sampai memecahkannya!” serunya mengingatkan. “Iya, Pak. Tentu ... Aku akan menjaga temanku,” jawab Rangga sembari memberikan amplop putih pada Dodi. Raut muka Dodi seraya menolak. Tapi tangannya segera