Rangga melirik ke arah Nina. Tidak ada yang bersuara. Hanya diam yang mengisi. “Kamu mau ke mana Nin?” Nina tidak menjawab. Ia seraya tenggelam dalam lamunannya sendiri. Tatapannya lurus ke arah jalanan. “Nina ....” Sekali lagi Nina masih melamun. Rangga memanggil dengan suara dan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya, “Nina ...!” Nina gelagapan. “Ah ... ya?” “Kamu melamun saat menyetir? Bagaimana jika nanti kita mengalami kecelakaan karena keteledoranmu?” Rangga menegur sembari berdecak kecewa. “Maaf,” ujar Nina lirih dan menepikan sedan silvernya di bahu jalanan. “Kamu saja yang menyetir.” “Aku?” Rangga menunjuk dirinya sendiri. “Iya, kamu siapa lagi yang ada di sini? Kamu saja yang mengemudi.” Nina keluar mobil dan berjalan memutar. Rangga membuka pintu mobil bagian ia du