Baru sadar

1280 Kata

Luna dan Andre berlumuran kue tart. Mereka memang tampak seperti badut jahat yang memuakan. “Aku tidak sudi bertemu dengan kalian lagi ...,” desis Nina lirih. Suara parau dan bergetarnya tampak jelas jika ia menahan kesedihan mati-matian. Nina membalikan badan dan berjalan cepat menuju pintu rumah. Cincin kawin yang melingkar di jari manis sebelah kanannya itu ia lepas dan lempar ke sembarangan tempat. Suara cincin emas yang membentur lantai terdengar menyayat hati. Bersamaan cincin tersebut yang jatuh ke lantai, terperosok pula kepercayaan Nina ke lembah duka paling dalam. “Nina ...!” teriak Andre sembari membersihkan mukanya dari lengketnya tart. Kini sepasang kelopak matanya bisa terbuka dan ia segera menyusul Nina yang akan keluar rumah. Andre menarik tangan Nina. Langkah kaki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN