Dua Puluh Empat

1899 Kata

#Pelukan Gigih# Chiko gusar. Sudah satu jam berlalu, namun Gigih masih menempel padanya. Gigih memeluknya erat. Wajah gantengnya menempeli pipi Chiko. Lebih menyebalkannya lagi, Gigih tidak mau melepaskan pelukannya. Makan saja masih minta disuapi. Tubuh Chiko yang lengket penuh keringat juga merasa tidak nyaman ketika diperlakukan begitu. "Mas, aku gerah!" Chiko menggerutu. "Gih nggak, Chiko." "Mas nggak, tapi aku yang gerah!" Chiko kesal setengah mati. Dia tidak tahu kalau efek terlambat akan jadi seperti ini. Kalau tahu begini, Chiko bisa izin bolos rapat tadi. Semakin tua Gigih, bukannya makin dewasa! Gigih malah makin kekanakan! "Gih peluk Chiko selamanya." Chiko tergelak. "Masa Mas mau kayak gini terus?" Gigih tersenyum. Nyengir. Dia mengangguk cepat, bersemangat. Jemari besa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN