Chaoter 19 (rev)

2309 Kata
Selama Jenar pergi, Bryan sering kali merasakan gelisah yang mengusik hati nya. Dan memliki keinginan yang besar untuk berada di samping adiknya itu. Namun itu semua nampak mustahil, karena adiknya sedang melaksanakan kegiatan yang jauh dari Kota. Sebenarnya sangat berat rasanya ketika Bryan megantar Jenar untuk pergi KKN bersama dengan yang lain nya. Hati nya merasa tidak rela dan ingin sekali mencegah kepergian adiknya itu. Namun lagi lagi, dia tidak bisa menghentikan nya. Terhitung sudah empat hari lama nya, Bryan tidak bertemu dengan Jenar. Untuk komunikasi pun sangat susah, karena yang Bryan tau adiknya itu sedang berada pada wilayah yang sangat susah sekali untuk mendapatkan akses sinyal. Padahal dirinya sudh sering sekali mencoba untuk mengirimi pesan atau bahkan menelpon Jenar, dan semua nya tidak ada yang terjawab. Dan hal itu pun berlaku pada Ayana, gadis manis itu pun sama tidak dapat dihubungi. Hati Bryan selalu mengatakan bahwa adiknya itu sedang dalam kesulitan, dan rasanya Bryan ingin membantu. Akan tetapi, jika dia langsung mendatangi tempat KKN adiknya itu, pasti semua orang akan mengira bahwa dirinya terlalu over protective. Dan dia pun tidak ingin membuat Jenar malu dan sedih hanya karena ulah konyol seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya itu. "Mas lagi mikirin apa toh?" tanya Mbok Nar yang sedari tadi memperhatikan majikan nya itu melamun di depan makan yang tersaji. Bryan tersenyum getir, mata nya mendadak berkaca kaca mendengar pertanyaan sederhana itu. Lihat betapa lemahnya hati Bryan kalau sudah tentang orang orang yang dia sayangi. "Mbok.. aku cuma kangen sama Jenar" jawab Bryan mencoba tertawa, mencairkan suasana. Tangan Mbok Nar mengelus pundak Bryan yang tengah bersandar pada kursi. "Sabar, Mas..Mbok juga kangen kok sama Non Jenar" Bryan menghela napas nya dengan dalam, mencoba menenangkan hati nya yang sedang galau. "Rumah sepi kalau enggak ada dia. Mana lama lagi KKN nya" "Mas.. Mas jangan ikutan pergi ya, nanti Mbok sendirian" ujar wanita tua itu dengan wajah sedih nya. **** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN