Chapter 20

2251 Kata
hari kelima, tepat nya pada hari sabtu pertama. Pak Broto dan para warga menggelar acara makan malam bersama di depan rumah Pak Broto, dalam rangka menyambut dengan baik para mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan KKN di Desa Muara. Acara sambutan itu baru bisa terlaksana pada hari sabtu karena bertepatan dengan agenda rutin pagelaran tari yang di lakukan orang orang dari desa lain. Pagelaran tari itu adalah kegiatan rutin tiga bulan sekali yang dilakukan oleh grup seni yang dengan sengaja mengunjungi setiap desa sebagai hiburan untuk setiap warga nya. Dan untuk kali ini bertepatan dengan panen nya hasil alam yang warga tanam. Acara tari itu pun juga dilengkapi dengan sinden serta guyonan atau lawakan khas Jawa Timur. Acara tari itu akan dimulai pada pukul tujuh malam, tepat setelah sholat isya. Dan pada saat itu pula acara makan bersama pun akan dimulai. Kehebohan sudah terjdi sejak siang tadi, para warga di bantu mahasiswa KKN mulai menyiapkan makanan yang akan mereka makan bersama. Beberapa ekor ayam hewan ternak dari warga di sembelih dan diolah menjadi makanan lezat yang kaya akan rempah khas pedesaan. Tidak hanya itu, semua hasil panen warga di keluarkan untuk di doakan terlebih dahulu. Semua nya terlihat bekerja dan saling membantu, mencerminkan bagaimana indahnya kehidupan di desa. Athar merasa senang karena moment KKN nya itu sangat pas dengan di gelarnya tradisi yang ada. Itu artinya dia dan teman teman lain akan mendapat banyak ilmu yang mungkin saja bisa menjadi bahan skripsi mereka nanti. Atau bisa juga menjadi tolak ukur bagaimana kita harus berprilaku di dalam sebuah lingkungan sosial. *** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. ***** Jenar termenung di tepian ranjang seorang diri, pikiran nya melayang pada apa yang barusan menghampiri diri nya. Keringat pun terus keluar baik pada wajah, maupun pada tangan nya. Jenar berusaha untuk tidak menjerit histeris, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan mendengarkan apa yang arwah penari itu inginkan. Jika kalian bertanya dimana Ayana dan teman yang lain? mereka semua sedang berkumpul diruang tengah. Dan hanya Jenar lah yang berada di kamar, yang tadinya ia hanya ingin mengambil ponsel nya saja. Akan tetapi, ternyata arwah itu kembali mendatangi dirinya untuk yang ke tiga kali nya. Dan yang membuat Jenar termenung ialah, arwah itu datang ketika manusia mulai beraktifitas, dan untuk kesekian kali nya penari itu hanya berkata "Tolong saya" Jenar sudah mulai jengah mendapat teror dari arwah penari itu, ia capek kalau harus selalu terkejut dan merasa takut, jika arwah itu datang menghampiri nya. Sejujurnya Jenar merasa aneh dan bingung, sebenarnha apa yang membuat arwah penari itu yakin kalau dirinya lah yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya yang belum terselesaikan itu? Maksudnya, Jenar hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki bakat apapun dalam bidang ke-ghaiban. Dirinya hanya tidak sengaja terbuka mata bathin nya, dan Jenar berharap mata bathin nya itu akan tertutup kembali dalam waktu yang cepat. Ia tidak ingin hidupnya selalu di bayangi oleh arwah arwah penasaran yang meminta bantuan kepada nya. Ia tidak ingin menjadi seperti anak anak indigo diluar sana, yang dirinya ketahui selalu mendapat cemo'ohan dan di pandang aneh oleh publik. Ia hanya ingin hidup dengan normal. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN