ATHAYA 16

1674 Kata

“Om dan Tante, aku pamit pulang. Sudah terlalu malam. Tsurayya butuh istirahat,” pamitku pada kedua orang tua Tsurayya. Jam tanganku sudah hampir menunjuk pukul sepuluh malam. “Kapan-kapan aku main lagi ke sini.” “Eh, jangan kapan-kapan. Kalo bisa sering-sering ya, Athaya. Om dan Tante seneng kalo kamu sering main ke sini,” ucap Tante Safira. Aku hanya tersenyum menanggapinya. “Yaudah. Kamu hati-hati di jalan, ya. Salam untuk Ayah dan Bunda. Ayya, tolong anterin Athaya ke depan, ya.” Tsurayya mengantarku hingga ke depan. Dia benar-benar menungguku sampai masuk ke dalam mobil. Bahkan, Natasha pun tak pernah melakukan hal ini selama kami berhubungan. Setelah aku mengantarkannya sampai di apartemen, dia akan langsung masuk tanpa mempedulikanku. “Maaf sekaligus terima kasih untuk hari ini,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN