TSURAYYA 16

1821 Kata

Sejak pertemuanku dengan Athaya hari itu, selama beberapa hari ini aku jadi lebih sering memeriksa ponsel. Takut kalau-kalau Athaya menghubungiku untuk membahas perihal kesepakatan. Tapi, sampai saat ini Athaya belum juga menghubungiku. Tak jarang, ini semua membuatku tiba-tiba hilang konsentrasi saat bekerja. Akibatnya, aku sering mendapat teguran dar Sarah. “Kayaknya akhir-akhir ini lo suka nggak konsen ya, Ay?” ucapnya. “Ada apa lagi, Ay? Jendra gangguin lo lagi? Nggak, kan?” “Tenang aja. Nggak ada apa-apa, kok.” “Nggak ada apa-apa, tapi banyak bengong. Mikirin apaan?” “Nggak mikirin apa-apa. Seriusan, deh. Lanjut kerja lagi, ya. Toko udah rame lagi. Pengunjung udah mulai banyak, Sar.” “Kebiasaan banget. Kalo lagi diajakkin ngobrol serius, pasti langsung ngalihin topik pembicaraan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN