Aku dan Athaya dibuat panik dengan kedatangan kedua orang tua kami yang sangat tiba-tiba. Sangat. Athaya segera berlari entah ke mana. Kuminta dia untuk mencari Bik Inah. Seseorang harus segera membersihkan kamar Athaya saat ini juga. Dan hanya Bik Inah lah yang bisa diandalkan.
Sementara Bik Inah membereskan kamar atas, aku dan Athaya menemani orang tua kami di teras belakang rumah. Kuhidangkan pastel tutup yang kubuat sepagian ini. Aku duduk dengan sedikit tidak tenang.
“Mas bilang ke Bik Inah untuk beresin semuanya, kan?” bisikku. Athaya mengangguk. “Yakin?”
“Iya,” sahutnya sambil berbisik.
“Bilang ke dia untuk pindahin barang-barang Mas Thaya ke kamarku juga?” Athaya kembali mengangguk.
“Ayah sama Bunda di kamar atas ya, Mas,” ucap Bunda Rina.
“I-iya, Bun,” sahut Athaya gagap.
