Membiarkan Mereka berdua

1031 Kata
"Kenapa kalian dtanag bersama." tanya Angel dnegan wajah tampak bingung. "Memangnya Sekarang kamu kenapa?" saut Giandra. Dia berjalan masuk menghampiri Angel. Bukanya peduli dengan Giandra. Angel terlihat sedikit menghindar dari Giandra. Dia tidak mau jika Giandra terlalu ikut campur banyak dengannya. "Kenapa kamu ada disini?" tanya Angel, melirik tajam ke arah Giandra. Giandra hanya tersneyum tipis. "Aku hanya ingin melihat kamu disini. Kenapa kamu malah mengusir aku. Tapi aku benci denganmu. Tapi kenapa kamu malah mendekatiku." Angel yang baru saja selesai masak. Dia lalu menghentikan makannya. Dia makan dengan dirinya sendiri. Aku merasa dua udah bener-bener tulilus. Meskipun selalu dia bilang modus. "Giandra, aku boleh bicara denganmu?" tanya Angel. Dia melirik ke arah Bianca. Melihat kemana wajah laki-laki itu pergi. Melihat Angel yang bahagia dengannya. Giandra menghela napasnya. Dia beranjak duduk di tempat makan. Satu meja makan dengan Bianca. Giandra terus menatap ke arah Angel. Pasangan mata itu tidak lepas dari wajahnya. Meski kini terlihat sangat berbeda. Dia hanya diam, wajahnya muram, kedua kantung matanya bengkak. Bahkan dia tidak makan. Angel hanya mengaduk soup yang ada di depannya. Dengan tatapan mata kosong. Giandra meriah tangan Angel yang masih memegang sendok. Dia menganggapnya sangat erat. Seketika membuat Angel sadar dari lamunannya. Kedua pupuk mata itu bergerak perlahan menatap ke arah Giandra. Dia merasakan hangatnya sentuhan tangan Giandra. Angel melirik ke bawah melihat tangan Giandra. Lalu kembali menatap ke arahnya. Angel menghela napasnya. Dia menyentuh tangan Giandra. Mengangkat tangan itu, meletakkan di samping piring nya. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Angel. "Maaf, soal kemarin. Dan, makasih sudah sempat membuat bahagia aku walau satu malam." ucap Angel. Kali ini Giandra berhasil mengajak Angel bicara. Dari kemarin" "Aku tidak masalah!" ucal Giandra. "Sekarang, bisakah kamu jangan bersedih lagi. Cobalah untuk terus berbahagia. Kamu Tidak boleh bersedih. Lagian apa gunaya bersedih. lebih baik kita coba untuk memulai hidup baru. Tampa harus mengingat apa yang sudah terjadi di masa lalu!" kata Giandra mencoba untuk menasehati Angel. Sementara Bianca yang berada di sampingnya. Dia hanya bisa diam menatap mereka saling berbicara. Dalam, hati dia ingin menjadi Angel yang selaku di perhatikan oleh Giandra. Tapi, percuma juga Giandra tetap tidak peduli dengannya. Dia bahkan terlalu tenang dengan tujuannya. Dia Tidak pernah menoleh sama sekali ke arahnya. Bianca mengerutkan bibirnya. Rasa selera makannya tiba-tiba hilang. Bianca bangkit dari duduknya. Mendorong kursi itu ke belakang. "Aku boleh pergi?" tanya Bianca. Semua mata tertuju padanya. "Kemana?" tanya Angel. "Kalian bicara saja berdua. Aku harus pergi. Ada beberapa urusan sebentar!" "Kemana?" tanya Angel "Ada pemotretan yang harus aku lakukan. Dan, aku juga mau bertemu dengan seseorang!" ucap Bianca. "Memangnya siapa orang itu?" tanya Angel. Dia terus menghalangi jalan Bianca ubtuk pergi. "Jangan Pergi, aku tidak mau disini sendirian" kata Angel. "Bukanya ada Giandra disini. Aku hanya sebentar saja!" Bianca hanya tersneyum lalu melangkahkan kakinya pergi tanpa sepatah kata lagi kekuar dari bibirnya. Bianca menuju ke kamarnya. Dia berdiam diri berada di kamar. Dia Tidak mau jika menganggu hubungan mereka. Bianca merasa iri dengan Bianca. Meskipun ada sosok laki-laki yabg sama dengan Diego yang sama dengannya Giandra. Dia begitu baik namun dia selalu menolaknya Diego juga bahkan lebih dari Giandra. Namun dirinya bingung siapa yabg harus di pilih. Bianca melirik ponselnya. Dia melihat nomor yabg berbeda di layar ponselnya Bianca segera mengangkat telfonnya "Bianca kamu dimana sekarang. Suara pergi kr pemotretan. Ada tugas dadakan Cepat kembalilah!" pinta orang itu dari balik telfon miliknya. "Baiklah!" pinta Bianca. "Jangan terlalu lama, aku menunggu. Dan, banyak crew lainya menunggu termasuk bos. Di juga menunggu," kata orang itu. "Baiklah, saya bersiap dulu!" ucal Bianca "Oke." Bianca mematikan panggilan telfonnya. dia segera bangkit dari duduknya. Kedua nata Bianca melebar sempurna. Ada tugas kerjaan mendadak yang membaut dirinya pasti bisa pergi dari situ. Dia berharap segera pergi dari rumah itu. Agar Giandra bisa berduaan drngan sahabatnya tanpa srorngrtabuan dirinya "Jika aku tahu, tidak hanya dia yang aku sesalkan, karena ini kesempatan ada bos. Siapa tahu bosnya snagat tampan. Dia mencoba ubtuk memberikan kesempatan hatinya untuk memilih yang lain. Setelah bersiap ubtuk seger alergi ke pemotretan. Bianca menghubungi asistennya dan juga manajernya. Kali ini dia terpaksa naik montor sendiri Dia tahu dimana kantornya Merasa tidak sabar dengan pekerjaannya. Bianca salah tingkah saat dia berjalan keluar dari kamarnya. Dia melihat Angel dan Giandra sangat dekat. Bahkan bibi mereka hampir saja bersentuhan. Ada dirinya yang lewat Bianca menggagalkan bibir itu bersentuhan. Bianca melayangkan senyuman tipis. Sembari menunjukan gigi putihnya. "Maaf, aku mau pergi. Ada pemotretan mendadak." ucal Bianca. "Oh, ya! Giandra kamu jaga Angel duku. Siapa tahu aku pulang agak lama. Jika terjadi apa-apa segera hubungi aku. Jika aku pulang telat juga aku akan menghubungimu nanti. Angel menganggukan kepalanya satu kali. Dia mengukirkan senyum tak kalah manisnya. "Baiklah!" Ucap Bianca. Dia segera melangkahkan kakinya pergi ta keluar dari apartemennya. Di luar Dia tanpa Sengaja Bertemu dengan manajer dan asistennya yang ternyata baru juga datang. "Kita pergi sekarang!" pinta Bianca. Mereka segera pergi ke tempat tujuan menggunakan mobil pribadi Bianca Dia merasa aini saatnya sedikit memaksa mobilnya. "Dapat dari mana," tanya manajer "Temanku!" ucal Bianca. "Siapa?" "Tidak perlu tahu!" "Aku harap kamu bisa jaga nama baik kamu sendirir. jangan gegabah. Apalagi kamu aku terjun dalam dunia film atau drama kamu harus menjaga nama baik kamu." ucap sang menejer mengingatkan . "Pasti aku bisa jaga nama baik tenang saja!" ucal Bianca. "Aku harap seperti itu!" ucap sang manajer. "Lagian jika dia teman apa salahnya?" tanya Bianca heran. "Selama ini aku terlihat bagus dalam berakting di depan media . Apa kamu tisak ingat bagaimana kejadian kemarin di hotel. Di pemotretan. Bahkan laki-laki itu yabg membuat aku malu. Dia begitu menyebalkan. aku juga tidak terlalu suka dengannya. Lama berbincang tanpa terasa mereka sampai di tempat tujuan. Bianca terlihat begitu santainya kekuar dari mobil. Dan, berjalan menuju ke tempat dimana pemotretan itu berlangsung. Langkah Bianca terhenti saat dia melihat beberapa Crew yang sudha di sana. "Akhirnya kamu sudah datang. Sekarang ganti baju Dan lakukan pemotretan. "Baiklah!" Bianca segera menuruti apa jata mereka. Dia segera berganti baju dan bersiap melakukan beberpa pemotretan. Setelah hampir 3 jam pemotretan drngan baju yang berbeda. Akhirnya selesai juga. Bianca bisa menghela napasnya panjang. "Akhirnya!" ucal Bianca. Dia terasa sangat gerah. Setelah ganti baju lagi. Bianca Tidak mau berlama. Dia segera pergi dari sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN