Aku kembali ke api anggun, lalu meneguk beberapa teguk air agar jantungku yang berdebar kencang bisa merasa lebih tenang. "Sialan, aku kaget setengah mati," tubuhku gemetar saat memikirkan jarakku dengan kedua ular piton raksasa tadi yang begitu dekat. Jika kerumunan ular piton raksasa itu bukan sibuk bersanggama, aku pasti sudah diserang. Meskipun tubuhku sudah jauh lebih kuat setelah makan biji teratai darah, aku tetap akan mati jika dikepung oleh begitu banyak ular piton raksasa. Setelah merasa lebih tenang, aku pergi ke sisi hutan yang lain untuk mencari beberapa ranting dan dahan yang patah agar bisa membangun sebuah gubuk sederhana di tepi sungai. Karena ada api unggun, aku sama sekali tidak khawatir ular piton akan menyerang. Hal ini karena ular piton adalah hewan berdarah dingi