Aku mengulurkan tangan untuk mengambil elang emas itu dari rawa setelah dia tampak sudah tenang. Saat melihat gerakanku, elang emas itu mengepakkan sayapnya lagi dan memekik tajam ke arahku. Aku buru-buru mengelak ke samping saat melihat elang emas itu akan mematukku dengan paruhnya. Aku pasti akan terluka jika ditusuknya. Elang emas itu menarik kembali kepalanya setelah melihatku mengelak dan menatapku dengan tajam seperti sedang menantangku. "Dasar burung bodoh. Aku sebenarnya mau menyelamatkanmu. Jika kamu masih bandel, aku akan menembakmu!" setelah berbicara, aku mengeluarkan revolver yang disematkan di pinggangku. Elang emas itu tentu tidak tahu tabung hitam apa yang kupegang. Dia membuka mulut untuk menggigitnya. Ketika melihat paruh tajam elang emas akan menusuk lagi, aku langs