36. Super Gawat!

2028 Kata

Aku terbangun dengan kondisi kepala pening luar biasa. Mataku mengerjap pelan, lalu tersenyum ketika menyadari aku sudah ada di kamar. Langit-langit putih dengan sedikit aksen ukiran di tiap sudut, itu adalah langit-langit kamarku di apartemen. Aku menghela napas panjang, merasa lega karena bayangan orang hitam di dekat tempat sampah semalam hanyalah mimpi. Itu artinya, aku yang tiba-tiba pingsan juga hanya mimpi. Selain itu, tidak mungkin juga ada orang yang bisa membawaku ke apartemen karena hanya aku yang punya aksesnya. “Argh! Pusing banget.” Aku menarik selimut, lalu mengeratkannya. Namun, dalam hitungan detik, aku mendadak kaget. Aku menarik selimut lagi dan mengirupnya berulang kali. “Hah?” aku bangun, lalu celingukan. Mataku mendelik sempurna ketika menyadari ini bukan di kamar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN