37. Dasar Mama!

2121 Kata

Aku dan Mas Rifqi disidang. Sudah pasti, tidak mungkin tidak. Apalagi kondisinya seperti tadi. Aku keluar dari apartemen laki-laki saat jam bahkan belum menunjukkan pukul delapan. Siapa yang tidak salah paham, apalagi aku keluar dengan muka bantal? Aku bahkan baru sempat cuci muka. Sikat gigit pun belum. Bagusnya, Papa dan Mama tidak langsung menghakimi di tempat. Mereka mau mendengarkan penjelasan meski menunggu aku tampil proper lebih dulu. Kata Mama, penampilanku terlihat sangat mengenaskan. Membuat malu saja! Kada-kadang, mulut Mama memang sepedas itu. Jadi aku tidak kaget lagi. Sebenarnya usul Mama sangat bagus. Kebetulan, aku juga sudah ingin mandi karena sedang haid. Memang bukan hari awal-awal, tetapi aku masih butuh pembalut. Rasanya tidak tahan kalau harus memakai benda itu t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN