35. Pulang Malam

2021 Kata

“Menurutmu, bagaimana dengan panggilan Iqi untuk saya? Apakah cocok?” Pertanyaan itu membuatku langsung menggeleng. Gelengan ini sebenarnya ragu, tetapi aku hanya merasa tidak boleh ada Iqi yang lain selain Mas Iqi yang kutemui di Semarang. Iqi yang kutemui di Semarang terlalu sayang untuk ada duanya, apalagi jika orang kedua adalah Mas Rifqi. Dia yang hanya menganggapku sebagai adik, tidak boleh disamakan dengan orang yang sudah memperlakukanku dengan baik sekalipun kondisinya sedang tidak baik-baik saja. “Enggak. Enggak cocok. Rifqi ya Rifqi. Iqi ya Iqi,” balasku tegas. “Kenapa gitu? Padahal menurut saya panggilan Iqi bagus juga.” “Kalau ngomongin bagus, sih, emang iya. Tapi enggak cocok aja! Dari Rifqi ke Iqi, jauh amat.” “Mana ada jauh.” Kedua alis Mas Rifqi bertaut. “Itu panggil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN