17. Terancam Gagal?

2415 Kata

Aku mematut diriku di depan cermin. Memastikan kalau dandananku malam ini cantik, tetapi tidak berlebihan. Aku tidak ingin membuat Mas Rifqi malu jalan denganku. Jadi, aku mencoba dandan sebaik mungkin. Malam ini aku mengenakan baju terusan panjang sampai atas mata kaki berwarna biru. Aku mengenakan jaket hitam untuk jaga-jaga kalau nanti di luar dingin. Untuk tasnya warna putih, senada dengan sepatu yang juga berwarna putih. Rambut kubiarkan tergerai saja, asal rapi. Sejak dulu sampai sekarang, aku memang tidak begitu pandai melakukan hairdo. “Oke, cukup.” Aku tersenyum puas, lalu melirik jam weker di meja. Masih jam tujuh kurang lima menit. “Jangan keluar dulu, deh. Nanti Mas Rifqi tahu kalau aku excited banget.” Ketika jam menunjukkan pukul tujuh lebih satu menit, tiba-tiba kudengar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN