Hamzah memperhatikan putranya begitu serius merapikan beberapa tangkai bunga di dekatnya. Padahal, tidak biasanya pria dewasa itu mau menyentuh bunga yang wanginya menusuk hidung. “Umi, biar Ayesha aja. Kok Umi malah bantuin.” “Gak apa-apa, Nak. Umi juga gak ada kerjaan lain.” Ayesha menahan senyum sambil menikmati es krim dari tangan sang Umi. “Tapi Umi ‘kan nyuapi Ayesha. Itu udah kerjaan, Mi.” Mereka yang mendengar itu tidak bisa menahan senyum. “Yang gak ada kerjaan di sini cuma Buya. Kerja Buya cuma makan gorengan aja. Alhamdulillah, masih dikasih kesehatan.” Dia tertawa geli. Khalid melirik Buya sambil berkata, “Tapi Buya harus ingat kata Dokter.” “Iya-iya, Buya masih ingat.” Ayesha melihat interaksi antara Buya dan Khalid tidak terlalu dekat. Mungkin seperti itulah perbedaan