7. Kebahagiaan Dave

1029 Kata
Akhirnya aku hanya pasrah dengan keadaanku. Bukannya aku akan menerima takdir yang terus mereka katakan, tapi karena memang tidak ada pilihan lain. Di sini Dave menemukan hidupnya, kemampuannya dapat berkembang dengan baik. Mereka menyebutnya skill manufacture. Dia bahkan kini dapat membuat golem mini dengan tinggi 50 cm. "Lihat, Jun!" Aku menghentikan aktifitas melamunku. Apa yang bisa kubuat di sini? Di mana pun berada aku hanya seorang pecundang. Aku menengok ke arah Dave yang sedang berbahagia dengan ciptaannya. Semenjak di sini, tak pernah kulihat raut kesedihan di wajah pemuda itu.  Meskipun, aku juga belum lama mengenalnya, setidaknya dia sudah mulai percaya diri dengan dirinya. Aku hanya tersenyum ke arahnya, tak berminat dengan apa pun. Meski kata mereka, aku memiliki peluang yang sama dengan Dave untuk menjadi Alpha selanjutnya. Tapi, itu sama sekali tidak membangkitkan minatku pada dunia ini. Kedua wajah orang tuaku selalu menari-nari di pelupuk mataku. Saat membuka mata ataupun saat terpejam.  Aku tak peduli meski mereka bilang emak dan babe bukan orang tua kandungku. Nyatanya, keduanyalah yang membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Baru kusadari, hari ini aku tepat berusia 17 tahun. Miris memang merayakannya dalam diam. Tanpa ada yang tahu dan berdoa untukku. Sudah lima hari aku dan Dave tinggal di sini. Dan kulihat, hanya Dave yang bahagia dengan keberadaannya. Aku memperhatikan pemuda berusia 23 tahun itu, seolah di sini memang benar-benar dunianya. Orang-orang menghormati kami layaknya orang penting, dan itu membuatku tidak nyaman. Dave semakin mengasah kemampuannya, awalnya dia memang cerdas jadi tidak butuh waktu lama untuk belajar. "Jun, aku bisa membuat golem dan menggerakkan mereka menggunakan kekuatanku, jika aku menyatukan Andrium dengan kakiku, kira-kira itu bisa membuatnya berjalan tidak, ya?' Gagasan tergila yang pernah dia cetuskan, "Mengapa tidak? Cobalah!" Tapi, bukannya mencegah, aku malah semakin membuat harapan di matanya. Ternyata, bukan hanya Dave yang memiliki kemampuan seperti ini. Hampir seluruh anggota The Pole  ini bisa membuat golem. Aku belum menceritakan tentang koloni ini. The Pole adalah kelompok pemberontak di era rezim ini, tapi pendukung rezim sebelumnya, yaitu rezim Alpha. Aku tidak mengerti tentang struktur pemerintahan di sini. Tapi menurut semua yang mereka jelaskan, di aliansi ini pemimpin tertinggi bergelar Alpha. Dan tidak bisa sembarangan orang dapat menjadi seorang Alpha.  Hanya garis keturunan langsung yang dianugerahi kemampuan sihir yang bisa menjadi Alpha. Tapi, Alpha terakhir yang mereka kenal menghilang 16 tahun yang lalu, saat Xatano melakukan kudeta. Aku hampir tidak percaya dengan cerita Federic yang mengatakan aku dan Dave adalah keturunan Alpha yang membawa takdir untuk aliansi ini. Dari penjelasan yang aku dengar dari Ludwig kemarin, Aliansi Andromeda memiliki tingkat kekuasaan. Kekuasaan tertinggi tentunya berada di tangan Alpha, di bawahnya ada militer, di bawahnya lagi yang memiliki kemampuan healer, mereka bisa menyembuhkan sakit dengan kemampuan penyembuhnya. Baru yang terakhir adalah pekerja seperti yang berada di markas The Pole. Mereka berada dalam level terendah, terlebih saat teknologi menjadi semakin maju dan pesat. Saat divisi militer mampu membuat robotnya sendiri, golem seakan tersisihkan. Tetapi, bukan berarti mereka sudah meninggalkan golem sama sekali. Xatano menahan beberapa pemilik skill manufacture di sampingnya. Dan tentu saja, mereka tidak pernah bisa melarikan diri dari sana. Kembali kulihat Dave sedang menempelkan Andrium  di kakinya. Hingga seluruh kakinya terlumuri logam itu. Aku melihatnya dengan sangat takjub. Jika Dave bisa berjalan, tentunya dia akan benar-benar sempurna untuk menjadi Alpha. Aku tersenyum melihat sahabatku ... ralat! Yang kumaksud saudaraku itu menjadi semakin percaya diri. Dia pintar dan sempura, dua kata itu yang bisa menggambarkan dirinya. Luar biasa! Aku sampai tercengang saat melihat yang diperbuat Dave pada kakinya. Meski kakinya berkilauan layaknya Andrium, tapi nyatanya kini bisa bergerak sedikit demi sedikit. "Dave! Kamu berhasil!" pekikku melihat keberhasilannya. Tentu saja dia terlihat lebih bahagia dari padaku. Akhirnya dia bisa berjalan layaknya orang normal lainnya. Satu langkah dua langkah, "Bruk!" Dave terjatuh saat berusaha menggerakkan kakinya. Tapi dia melarangku mendekatinya saat aku hendak berlari membantu dia berdiri. Masih adakah yang bertanya, bagaimana dia bisa berjalan hanya dengan menempelkan Andrium di kakinya? Bukankah dia bisa menggunakan kekuatannya untuk mengerakkan benda yang terbuat dari logam? Apalagi Andrium, itu sangat mudah dikendalikan oleh Dave. Oh, iya. Tentang kaki Dave yang cacat, itu terjadi saat melarikan diri ke bumi. Dulu dia adalah anak normal seperti yang lainnya. Bagaimana ceritanya? Tidak ada yang bercerita detail tentang itu. Aku sendiri tidak berniat untuk membangkitkan kekuatanku. Sebagai keturunan Alpha, aku pasti menguasai salah satu dari tiga skill itu. Manufacture, healing, atau bahkan mungkin wizard. Tapi, hanya pemilik skill wizard-lah yang akan menjadi Alpha selanjutnya. Sembari memperhatikan Dave yang sedang asyik dengan kaki barunya, aku entah bagaimana bisa menggerakkan Andrium yang tergeletak begitu saja di atas batu. Apakah aku mulai mendapatkan kekuatanku? Aku harus memastikannya. Aku mencari tempat yang sepi dan sunyi, agar tidak ada yang melihatku. Aku tidak mau orang lain tahu aku juga memiliki kekuatan itu. Aku meninggalkan perkampungan dan mulai masuk ke dalam hutan. Aku mulai mengkonsentrasikan pikiranku pada Andrium di hadapanku. Ternyata tidak semudah seperti yang aku lihat. Awalnya Andrium itu hanya meliuk-liuk tak beraturan. Tak menyerupai apa pun, mungkin bentuknya seperti hewan bersel satu Amoeba.  "Argh ...!" Aku mengacak rambutku frustasi, pasalnya aku sudah satu jam di sini, tapi belum bisa membentuk apa pun. Dave waktu itu bisa membentuk golem mini dalam waktu 15 menit saja. Memang kemampuan maupun otakku tidak bisa dibandingkan dengan Dave. Dia terlalu sempurna untuk dibandingkan denganku. Saat aku berkonsentrasi lagi, bukannya Andrium yang bergerak, melainkan daun-daun yang membentuk pusaran angin. Ini tidak benar, bahkan Dave pun tidak bisa menggerakkan daun. Hanya Andrium yang bisa dia kendalikan. "Aneh! Apa kemampuanku berbeda?" gumamku sembari menatap Andrium yang sama sekali tidak mau bergerak. "Aku harus mencari tahu tentang ini." Aku bergegas meninggalkan hutan itu dan kembali ke perkampungan. Aku harus menemui Ludwig untuk mencari tahu semua tentang skill di aliansi ini. Tapi, aku tidak akan jujur dulu, takut mereka akan lebih menahanku. Aku tidak mau tinggal di sini. Aku berkeliling mencari Ludwig, karena hanya dia yang bisa kupercaya. Hanya dia yang mampu bersikap lembut dan tidak pemarah seperti Darius.  Berbicara tentang Darius, tatapannya pada kami, seolah ingin membunuh. Apa dia begitu membenci kami? Tapi, apa yang membuat dia membenciku dan Dave? Entahlah! "Itu dia Ludwig," gumamku sembari berjalan ke arahnya. Berharap menemukan jawaban dari pertanyaanku. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN