“Istri? Yakin Anda menganggap Naura sebagai istri? Bukankah selama ini Anda menganggap dia tidak lebih dari sekedar boneka yang Anda manfaatkan untuk menghibur nenek? Asal Anda tahu, semakin Anda melarang saya untuk mendekati Naura, saya akan semakin melangkah maju.” Faris menunjukkan kalau dirinya tidak gentar dengan gertakan yang diberikan oleh Bram. Tiba-tiba saja Bram mencengkeram kerah kemeja Faris, dan mencengkeramnya erat. “Faris! Jangan membuat saya naik darah. Kalau saya bilang kamu harus menjauhi Naura, jauhi! Jangan sampai saya membuat wajahmu babak belur. Jangan memancing emosi saya.” Bram terlihat terpancing emosi. Berbeda dengan Faris yang tampak masih tetap tenang. Bahkan dia tersenyum mengejek ke arah Bram. “Selama saya masih melihat Anda sering jalan bersama perempuan l