“Kakak sepupuku, Honey. Aku boleh terima teleponnya dulu sebentar?” tanya Dara mengajukan penawaran. “Ya sudah, terima saja, Baby.” Bram langsung setuju. Dara segera turun dari ranjang, dan membawa ponselnya ke arah balkon. Sesampainya di sana, dan memastikan kalau Bram tidak melihatnya, Dara segera menerima panggilan dari pria bernama Haikal tersebut. “Sayang, kenapa lama sekali menerima panggilan dariku? Aku sangat merindukanmu. Mengapa kamu tidak juga kembali ke sini? Apa urusanmu di Indonesia belum juga selesai?” Haikal langsung menuntut penjelasan dari Dara. Mata gadis itu langsung melirik ke arah ranjang, di mana Bram masih fokus ke arah televisi sambil memakan snack. “Maaf, Bee. Aku sepertinya akan tinggal lebih lama di Indonesia. Kamu bisa mencari gadis lain kalau tidak bisa m