CHAPTER LIMA PULUH SATU : Unpredictable Moments (3)

1828 Kata

                ”Mbak, kita keluar sebentar dari pasar ini, ya! Aku mau beli es cendol di depan situ. Tenggorokanku rasanya kering sekali dan tadi aku ngelihat orang pada minum cendol kok bikin ngiler,” pinta Stella membuyarkan lamunan Marshanda. Telapak tangan gadis itu terlihat sibuk mengipas-ngipas wajah dan lehernya. Stella juga menyeka keringatnya dengan tisu.                 Marshanda tersenyum kecil. Dia paham benar betapa keadaan pasar ini tidak nyaman bagi Stella. Sedangkan dirinya saja yang semenjak kecil merasakan kehidupan serba sederhana dan sudah kerap kemari juga belum sepenuhnya bisa berdamai dengan hawa pengapnya, terlebih Stella yang baru beberapa hari lalu datang ke pulau Penang dan 'tidak punya pengalaman hidup susah' sedari kecil.                 “Boleh. Ayo, kita is

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN