Lima bulan sudah Aksa lahir ke dunia ini. Dan sejak saat itu juga Dave bergitu sering di rumah. Dave begitu memanjakan anaknya tersebut sampai-sampai membuat Nia sang istri cemburu. Contohnya saat ini. Dave tengah libur bekerja. Biasanya dulu sebelum memiliki anak, Dave akan mengecup kening dan bibirnya saat bangu tidur. Tapi sekarang Dave lebih sering mendatangi box bayi anaknya terlebih dahulu dan mengecup Aksa.
Nia cemberut di atas ranjangnya. Wanita itu masih belum berpakaian sehelai benangpun karena semalam setelah bermain, Nia memilih langsung tidur sedangkan Dave menyempatkan diri memakai celana pendek kebesarannya.
“Hey anak papa udah bangun rupanya.” Seru Dave sambil menggendong Aksa dalam pelukannya. Nia yang kesal langsung duduk sambil menahan selimut itu di bagian dadanya agar tak melorot turun.
“Aksa aja terus.” Rutuk Nia kesal. Dave mendengar itu. Dengan langah pasti Dave berjalan mendekati Nia sambil menggendong Aksa. Bayi mungil itu tampak begitu gembul dan sehat. Ia tertawa sambil menepuk-nepuk pipi Dave.
“Maksud kamu?”
“Mas sama Aksa aja terus. Jangan peduliin aku lagi.” Ucap Nia kesal. Membuat Dave menggeleng heran. Dabe memilih tak membalas ucapan Nia. Ia meleyakkan Aksa di atas ranjang. Berjalan ke lemari untuk mencari bajunya sendiri dan memakainya. Setelah itu membawa kembali Aksa dalam gendongannya dan berjalan keluar kamar.
Sepeninggalan Dave keluar kamar, Nia mendadak semakin emosi dan dengan kesalnya wanita itu membuang jauh selimut yang tadi menutupi tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Satu jam Nia di kamar mandi, akhinya wanita itu keluar dengan pakaian santainya yang sudah rapi. Dave sudah ada di dalam dengan Aksa yang juga sudah bersih. Nia yang lama di kamar mandi membuat Dave terpaksa meminta ibunya Ayu untuk memandikan Aksa.
“sayang, kamu lama banget di kamar mandi? Ngapain aja?” tanya Dave heran. Aksa sudah menangis di dalam gendongannya. “saatnya Aksa minum s**u sayang.”
Nia menatap Dave dan Aksa secara bergantian. Namun bukannya mengambil Aksa, Nia justru melenggang keluar kamar membuat Dave mengeram kesal. “sayang? Aksa nangis ini. Kamu susuin dulu.!” Ucap Dave dengan sedikit meninggikan suaranya. Membuat Ayu dan Reni yang ada di dapur segera melirik ke arah tangga.
“Mas kan sayang sama Aksa melebihi sayang Mas ke aku. Mas aja yang susuin.” Ucap Nia. Sedangkan Aksa semakin memekik menangis.
“NIA!”
“Ada apa ini Nak?” tanya Ayu yang mencoba melerai anak dan menantunya itu agar tak bertengkar lebih jauh.
“Nia nggak mau nyusuin Aksa Bu.” Terang Dave membuat Ayu menatap Nia heran dan segera mendekati istri anaknya itu.
“Nia? Kamu kenapa Nak?” tanya Ayu lembut. Bukannya menjawab, Nia justru menangis. Membuat Dave, Ayu maupun Reni kebingungan. “Nia?” tanya Ayu lagi.
“Mas Dave jahat Bu. Dia lebih sayang Aksa daripada Nia. Mas Dave nggak sayang lagi sama Nia.” Rengek Nia tanpa bisa dikontrol. Dave semakin dibuat cengo dengan ucapan Nia. Kenapa istrinya ini? Apa ada yang salah?.
Dave semakin frustasi. Aksa menangis dalam gendongannya, Nia juga menangis di depannya. “sayang, kamu jangan mikir kayak gitu. Mas sayang sama kamu Nia.” Ucap Dave berusaha membujuk istrinya itu.
“Mas bohong.” Nia menatap Dave dan Aksa bergantian dengan tatapan kesalnya.
“Ya Allah sayang kamu kenapa sih?”
Ayu kembali mendekati Dave dan mengambil Aksa dalam gendongan papa nya itu. “sini nak, di kasih s**u bantu aja dulu ya. Ibu udah bikinin susunya.” Dave mengangguk dan menyerahkan Aksa pada Ayu. “kamu baik-baik ngomongnya ya. Istri kamu sepertinya menderita sindrom baby blues. Itu biasa dialami ibu yang baru melahirkan bayi.”
Baby blues? Sindrom apa lagi ini. Batin Dave semakin gusar. Walau begitu, Dave tetap mengangguk mengiyakan ucapan Ayu. Dave mengajak Nia untuk ke kamar. Dan mendudukkan istrinya itu di atas pangkuannya di atas sofa yang ada di kamar mereka.
Nia tak mau menatap mata Dave. Istrinya itu terus saja menunduk masih dengan terisak. Dave meraih dagu Nia dan menaikkan pandangan mata Nia mengarah padanya.
“Hey, kamu kenapa sayang?” tanya Dave mencoba berkomunikasi secara lembut dengan Nia. Nia menggeleng, lalu menunduk lagi. Sepertinya Dave harus bersabar menghadapi istri cantiknya ini. Dave tak tahu apa gejalan yang sedang Nia alami sampai membuat istrinya ini bahkan enggan untuk menatap Aksa anak mereka.
“Jangan nunduk gitu sayang. Lihat aku sini.” Dave kembali mengangkat dagu Nia. Tapi kini Nia mau menatap mata Dave. “Kamu kenapa hm? Cerita sama aku. Kenapa tadi bilang kalau aku nggak sayang sama kamu?” Nia memajukan bibir bawahnya. Seolah-olah dia hendak ingin menagis lagi.
“Mas nggak sayang sama aku.” Ucap Nia pelan.
“Kenapa bilang gitu?”
“mas lebih sayang sama Aksa. Iya kan? Jujur sama aku.” Nia hendak menangis lagi namun segera dipeluk oleh Dave.
“Jangan ngomong gitu sayang. Mas sayang sama kamu. Mas juga sayang sama Aksa. Kalian berharga buat Mas.” Ucap Dave. Ia kembali melonggarkan pelukannya pada Nia. “Mas nggak mau kamu berpikiran kayak gitu.”
“Tapi Mas berubah.”
“berubah dari mananya?”
“Mas biasanya bangun tidur pasti peluk aku dan cium. Tapi semenjak Aksa lahir, tiap bangun tidur Mas selalu ke Aksa dulu.” Rengek Nia membuat Dave menghembuskan nafas kasar. Kini ia tahu dimana permasalahannya. Istri cantiknya ini sedang cemburu dengan anaknya sendiri. Ckckckck.!.
“Jadi kamu mau aku ciumin?” Nia mengangguk.
“Tiap bangun tidur?” lagi-lagi wanita itu mengangguk.
“Kalau sekarang gimana?” tawar Dave. Nia langsung mengangkat kepalanya namun baru saja wajahnya terangkat Dave langsung melumat bibir Nia dalam. Tangannya segera menjalar di tengkuk Nia. Menahan tengkuk wanita itu agar ciuman mereka semakin intim. Dave tak melepaskan ciumannya walaupun Nia sudah memberontak minta di lepaskan. Wanita itu sudah nyaris kehabisan nafas namun suaminya itu semakin memperdalam ciuman mereka.
“bernafaslah dengan hidung sayang.!” Ucap Dave singkat lalu menyatukan bibir mereka kembali. Tapi hanya sebentar karena Nia langsung mendorong tubuh Dave agar ciuman mereka terpisah. Nia memukul d**a bidang Dave kuat membuat suaminya itu mengaduh. “sakit sayang!” ringis Dave.
“Mas mau bunuh aku?’ teriak Nia tertahan. Bukannya menjawab, Dave justru tertawa nyengir membuat Nia semakin kesal. Nia hendak turun dari pangkuan Dave, namun dengan cepat ditahan oleh pria itu. “Mas?” teriak Nia kesal.
“Mau kemana?”
“mau kebawah.”
“ngapain?”
“main sama Aksa.” Dave tersenyum menang. Rencananya berhasil. Hahaha.
“Kok sama Aksa? Tadi katanya kesal sama Aksa?”
“Nggak lagi. Sekarang aku kesalnya sama Mas.” Ucap Nia kesal.
“Hahahaha. Nggak marah lagi nih ke Aksa? Kalau marah Lagi, sini mas cium lagi.!” Nia langsung menutup mulutnya cepat. Ia menggeleng kuat dan langsung turun dari pangkuan Dave dan berlari ke luar kamar. Sedangkan di dalam, Dave justru tertawa puas. Ia sengaja membuat Nia kewalahan dengan ciumannya. Sebelumnya ia tak pernah mencium Nia sampai membuat sang istri memberontak kehabisan nafas. Tapi kali ini dia lakukan hanya untuk membuat Nia sadar, cemburu dengan anak sendiri akan semakin berbahaya karena sang suami akan berubah menjadi singa yang kelaparan.
*****