Bram melaju mobilnya membelah jalan raya. Hanya ada satu tempat di kepalanya saat ini. Bram terpaksa mengabaikan dulu masalah bersama ketiga sahabatnya tadi. Begitu mendapat telfon, yang ada di kepala Bram hanya Yana. Ia bahkan tak memperdulikan Elio yang meminta maaf dan mengejarnya. Sepanjang perjalanan Bram terus menggumamkan nama Yana. Bram benar-benar tidak siap untuk apa yang ia ketahui hari ini. Ia berharap bahwa ini hanya mimpi. Semua perlakukannya pada Yana berputar di kepalanya. Bagaimana sikapnya pada wanita itu. Bagaimana ia memaksa menikah dengan Yana dan menyeret Yana ke dalam permasalahannya. Bram tak menyangka bahwa dirinya jauh lebih b******k daripada yang ia kira. Bram tak menyangka bahwa kisahnya dan Yana 10 tahun lalu ternyata belum benar-benar selesai. Yang tak Bra