5

1004 Kata
Rosa dan Bian sudah sampai di salah satu hotel bintang lima. Bian membelai rambut Rosa. "Kamu sangat cantik" Bian mencium tangan Rosa memperlakukannya lembut. Bian melumat bibir Rosa dan Rosa membalas ciuman tak kalah mesranya. Rosa terlena dengan segala yang dilakukan Bian padanya. Bian memiliki tubuh yang atletis membuat Rosa menyentuh perut kotak-kotak semakin membuat b*******h. Desiran darah menjalar ke seluruh tubuh Rosa. Dia sudah tak tahan dengan apa yang dilakukan Bian. Terlebih Bian malah berada di bawah sensitifnya membuat Rosa menjambak rambut Bian agar bisa melakukannya lebih dalam lagi. Rosa benar-benar terlena. Bian sangat pintar dalam memanjakan wanita. Rosa dan Bian saling membalut napsu gairah berdua. Hanya terdengar suara desahan dan kenikmatan dua insan manusia saling melepaskan gairah yang membuat mereka mengejar kenikmatan. Setelah 3 tahun baru ini Rosa benar-benar merasakan nikmatnya bercinta lagi. Bian memainkan pinggulnya dan melakukan berbagai macam varias gerakan bercinta membuat Rosa berteriak. Hentakan demi hentakan seakan menyentuh rahimnya membuat rasa ngilu sekaligus nikmat. Rosa yang sebagai wanita yang merindukan belaian laki-laki merasa sangat dimanjakan dan terpuaskan napsu birahinya. Bian dan Rosa sangat menikmati malam yang panas yang sangat b*******h, keringat membasahi tubuh mereka yang saling terjerat, mendesah dan saling mencari kepuasan. *** Pagi harinya... Rosa terbangun sendirian di rajang dan dia merasa malu dengan kelakuan dia sendiri. "Apa Bian sudah pergi," ujar Rosa pelan. Tak bisa dipungkirannya dia merasa kecewa. "Apakah ini yang dinamakan one night stand. Setelah bercinta pada malam hari, paginya pergi," guman Rosa kecewa. Rosa akan turun dari tempat tidur merasa perih dibagian sensitifnya. Bian benar-benar membuatnya tak berdaya tadi malam. Entah berapa kali dia mendapatkan pelepasannya. Walau perih, tapi dia menyukainya dan ingin sekali mengulanginya kembali. Dengan langkah tertatih-tatih Rosa menuju kamar mandi. Dia ingin mandi dan membersihkan badannya yang terasa lengket karena keringatnya dan Bian tadi malam. Saat melihat dirinya di depan cermin Rosa terkejut. Banyak sekali jejak-jejak merah bekas mereka bercinta tadi malam di tubuhnya. Rosa tersenyum. Sudah lama dia tidak mendapatkan jejak-jejak cinta. Pengalamannya bercinta dengan Bian tidan akan pernah dilupakannya sampai kapanpun. Bian benar-benar pria perkasa dan itu semua tidak ada di Indra. Setelah Rosa membersihkan dirinya. Dia melihat ada kotak berwarna putih di atas meja. Ada tulisan yang ditinggalkan di sana. "Kok aku tadi ga lihat kotak ini yaa," ucapnya bingung. "Ah, mungkin tadi aku ga memperhatikannya." Rosa pun membaca kertas yang ditinggalkan Bian. Dear Rosa Maaf, Rosa, aku pergi lebih dulu dari kamu. Maaf yaa bukan maksudku untuk pergi tanpa meminta memberitahukan kamu. Aku terpaksa meninggalkanmu sendiri karena ada rapat di kantor. Tunggu aku nanti aku akan kembali setelah makan siang. Ini nomor telepon ku 08112345678. Bian. Rosa tersenyum membacanya. Ternyata dugaannya salah. Bian bukan pergi meninggalkannya begitu saja, tapi ada rapat yang harus di datanginya. Dia membuka kotak putih tersebut. Sebuah dress putih selutut dengan kerah jas dan lengan panjang. Dia suka dengan dress pilihannya Bian dari pada dress yang dikenakannya tadi malam. Dress yang diberikan Indra membuatnya terlihat seperti w************n. Dan ada sebuah jam tangan silver merk ternama. Hanya sekali pandang saja Rosa sudah tahu kalau batu yang ada di jam tersebut merupakan berlian. Rosa menggunakan dress dan jam pemberian Bian dan segera pergi dari kamar hotel. Hubungannya dengan Bian hanya sebatas cinta satu malam dan tak lebih dari pada itu. Rosa berharap benih yang ditinggalkan Bian di rahimnya bisa berkembang jadi sebuah janin. "Semoga aku hamil," ucap Rosa membelai perutnya dengan lembut. Rosa berjalan dengan santai keluar kamar hotel. Wajahnya tampak sumringah tak ada lagi kesedihan. Dia tak ingin pulang ke rumahnya, tapi langsung saja menuju kantor. Vira menyambut kedatangan Rosa. Dia memang dari tadi sudah menunggu Rosa dan ingin menanyakan tentang kejadian tadi malam. Rosa dengan malu-malu menceritakan pengalamannya bercinta dengan Bian. Vira mendengarkan Rosa yang terlihat bahagia dengan wajah berseri-seri. Dia yakin Rosa mendapatkan kepuasan setelah 3 tahun tidak bisa merasakan surga dunia. Dia mendukung apapun yang dilakukan Rosa dan berharap Rosa bahagia. *** Setelah selesai dari kantor Rosa pulang kerumahnya dengan perasaan bahagia dan sangat santai sambil bersandung. Mungkin inilah yang dinamakan kamu dapat kepuasan batin maka yang lainnya juga akan menjadi bahagia. Kepulangan Rosa disambut dengan wajah marah Indra. Tapi, Rosa tidak memperdulikannya. Toh, dia melakukannya sesuai dengan perintah Indra yang menginginkannya hamil. "Sepertinya kamu sangat bahagia sekali Rosa," ucap Indra dengan sinis. "Tentu saja aku bahagia. Aku mendapatkan kepuasan yang seharusnya ku dapatkan saat menikah denganmu," balas Rosa dengan kesal. "Dasar perempuan murahan, perempuan tak tau diri, sampah, kotor," umpat Indra. "Hahaha sekarang kamu menghina aku... hahaha hina aja terus sampai puas. Aku jadi begini karena kamu yang suruh." "Kamu memang wanita iblis! Tak tau malu!" "Hei! Jaga mulutmu. Kamu bilang aku iblis, tidak tau malu setelah kamu menyuruh aku menjadi seperti ini? Kamu yang menyuruh aku mencari bercinta dengan laki-laki lain agar aku hamil dan menyelamatkan harga dirimu. Dasar laki-laki tak tau diri." Rosa menatap sinis pada Indra. "Ooh makin kurang ajar kamu sekarang!" Plak! tangan Indra kembali mendarat di pipi Rosa. "Kenapa? Ayo pukul aku lagi! Aku tau kamu cemburu karena kamu mandul. Tidak bisa memuaskan aku sebagai seorang wanita yang butuh belaian laki-laki." Rosa tersenyum licik menyaksikan Indra cemburu, bagaikan laki-laki yang terhina, tak terima kelakuan istrinya yang telah berselingkuh secara terang terangan padanya. Rasa cinta Rosa sudah hilang, saat Indra menyuruh dirinya untuk menjadi w************n yang mencari pria untuk bercinta dengannya. Kelakuan Indra malah membuat Rosa semakin jijik dan sekarang malah Indra yang bersikap seakan dia adalah korban dari perselingkuhan. Indra semakin kalap. Dia kembali menampar pipi Rosa. Menjambak rambutnya dan menghantamkan kepalan tangan ke perut Rosa. Pukulan Indra diperut Rosa membuat wanita tersebut mengerang kesakitan. Rosa terjatuh di lantai sambil memegangi perutnya malah mendapatkan tendangan dari Indra. Pukulan demi pukulan yang diterima Rosa. Indra sangat marah dan cemburu. Indra menutupi ketidak berdayaannya sebagai laki-laki yang tak bisa memberikan keturunan. Rosa tidak menangis. Dia malah terus tersenyum saat dipukul Indra. Rasa sakit hatinya lebih dalam dibandingkan pukulan Indra padanya. Dia tidak boleh menangis dan menunjukan sisi lemahnya. Dia harus kuat apapun masalahnya. Mulai saat ini rasa sayang dan cinta Rosa untuk Indra sudah mati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN