“Kamu nungguin aku dari tadi?” tanyaku setelah Ken melajukan mobilnya keluar dari kantorku. Ken menjawab dengan anggukan kepala, lalu melirik sekilas kardus yang berisi barang-barangku di kantor yang sekarang sudah tergeletak di jok belakang mobil. “Aku resign,” jawabku atas rasa penasarannya. Mata Ken membulat dan keterkejutan nyata di wajahnya. Dia kemudian berkali-kali melirikku sebelum berbicara sesuatu, tetapi akhirnya urung juga. “Tawaran buatku di Breeze Crew masih ada nggak?” tanyaku dengan senyuman mencoba memecahkan kesunyian yang terjadi. Saat itu juga Ken memandang ke arahku dengan penuh binar di matanya. Senyuman terbit perlahan di bibirnya sebelum dia berkata “Welcome to Breeze Crew Shaaa!” “Serius?” pekikku senang. “Iya ‘kan emang aku udah rekrut kamu bahkan sebelum k