Aksa bersiap untuk menuju restoran. Malam ini merupakan kali perdana restoran miliknya hadir di tanah air. The Menu Bistro adalah miliknya, kebanggaan dan kesayangannya. Dan, malam ini restoran buah hatinya itu akan melakukan exclusive preview untuk pertama kalinya.
Ia sampai tak bisa tidur memikirkan menu terbaik yang harus ia sajikan. Ada jutaan resep makanan yang tersebar di berbagai negara dan dengan cita rasa tersendiri. Resep-resep ini tentunya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Ada yang sangat mudah dan sederhana, namun ada juga yang membutuhkan keahlian hingga waktu lama untuk merampungkannya.
Yang utama adalah, ia harus mencari sesuatu yang berbeda untuk The Menu Bistro di Indonesia. Signature dish Chef Aksa Pradipta adalah turduchicken. Selama ia tinggal di Amerika, turduchicken biasanya makanan yang sering muncul saat perayaan Thanksgiving.
Awalnya ia tertantang untuk membuat menu satu ini karena terbilang sulit dibuat. Bahan utama adalah kalkun utuh, lalu bagian dalamnya diisi dengan daging bebek dan daging ayam. Makanan ini cukup sulit dibuat, karena ia harus menyisihkan semua tulang dari bebek dan ayam agar bisa masuk ke dalam perut kalkun. Selain itu juga harus memastikan bahwa bagian dalam ayam dan bebek matang, tanpa membuat bagian luar daging kalkunnya kering.
Banyak tamu restorannya menyukai turduchicken ini sehingga booming. Tak hanya itu, ia juga mengangkat cita rasa menu Indonesia menjadi bagian menu rekomendasinya, yaitu klepon dengan ragam isian. Ternyata lidah bule menyukai coco klepon yang jadi signature desert-nya.
Khusus untuk The Menu Bistro Indonesia, ia akan membuat turduchicken dengan bumbu khas Bali. Bumbu dasar yang digunakan pada makanan khas Bali dikenal dengan sebutan base genep atau memiliki arti bumbu lengkap. Tentunya harus mengandung empat unsur utama yaitu cekuh atau kencur, jahe, isen atau lengkuas, serta kunir atau kunyit.
Aksa telah menguji coba bumbu khas ini dan ternyata banyak yang menyukainya, termasuk sahabatnya Maha. Ia selalu kagum pada sahabatnya itu. Setiap ia mengeluarkan menu baru, Maha selalu menjadi food critics terbesarnya. Dan, apa yang ia ungkapkan selalu benar.
Seperti saat Aksa mengeluarkan menu cheese rendang, ia sedikit ragu untuk menjadikan menu of the day. Tapi Maha bilang itu enak sekali! Akhirnya Aksa tanpa ragu menjadikannya menu khusus di akhir pekan. Dan ternyata banyak yang memujinya.
Aksa memutuskan kalau Maha akan menjadi bagian dari tim food test tidak formal. Ia tertawa sendiri.
Ponselnya berbunyi, ternyata Maha.
Aksa, “Ya..”
Maha, “Sudah menuju restoran?”
Aksa, “Baru sampai..”
Maha, “Aku ke sana sejam-an lagi. Mmm.. Jangan bicara apapun, tapi aku datang bersama Anjani.”
Aksa, “Aku tidak akan bicara apapun. Suka suka kamu..”
Maha, “Aku tertekan. Dia terus memaksa dan ya sudah, dia jadi my plus one..”
Aksa tertawa, “Kamu pengacara bukan? Bisa tertekan dibujuk perempuan??”
Maha, “Ahh.. Anjani dia lebih cocok jadi pengacara daripada aku. Harusnya dia alih profesi tidak lagi jadi model. Aku tak bisa mengelak.”
Aksa kembali tertawa, “Ya suka-suka kamu. Aku harus siap-siap..”
Maha, “Ok.”
Aksa hanya geleng-geleng kepala. Anjani adalah teman lama Maha, dan sudah bukan rahasia kalau Anjani memang menyukai dirinya. Tapi, Aksa tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Ia bergegas mengenakan celemek dan topi chef-nya, seragam wajib saat berada di restoran. Sebelum memasuki dapur, ia memandang suasana restoran yang masih kosong, dan semuanya terlihat sempurna.
Acara preview akan mulai pukul 7 malam, tak lama lagi semua ini akan penuh. Aksa mengumpulkan semua karyawannya termasuk sous chef nya yang bernama Dilan Fariq.
Mereka berdoa untuk kelancaran acara malam ini.
***
Addara memilih baju terbaiknya. Ia ingin tampil cantik di malam ini. Rasa sedih akan pengkhianatan Daffa datang dan pergi. Kadang ia marah, kadang ia menangis. Suasana hatinya sedang labil.
Tapi, acara malam ini adalah hal yang ia nantikan. Addara sangat menyukai dunia kuliner dan termasuk pecinta makanan. Meski tubuhnya terbilang kurus, tapi makannya banyak. Apalagi ia akan mencicipi makanan sekelas The Menu Bistro.
Addara menatap dirinya sendiri di cermin. Rambut panjangnya ia urai. Tak hanya itu ia mengenakan dress selutut berwarna biru electric tangan pendek yang membuatnya terlihat cerah. Potongan d**a dress itu sedikit rendah sehingga belahan dadanya sedikit mengintip.
Ia melengkapi penampilannya sepasang sepatu Classic Romy Pump Jimmy Choo berwarna hitam setinggi tujuh sentimeter dan Diamond Frame Clutch warna hitam dari merk yang sama.
Addara melangkah keluar dari apartemennya. Semangat Addara! Kamu harus bangkit.
Saat hendak memesan taksi online, ada pesan masuk ke ponselnya. Ternyata dari pengacara perceraiannya Malika. Pesan itu menyatakan kalau tidak bisa menerima kasusnya karena sedang berada di luar negeri hingga dua bulan kedepan. Tapi pengacara itu mengirimkan nomor pengacara lain.
Addara membacanya lalu menyimpan nomor pengacara lain itu dalam kontak ponselnya, MAHA ABIMANA.
Ia pun bergegas menuju lokasi restoran.
***
Alya melambaikan tangannya di lobi depan restoran itu. Addara mendekatinya, Ia melihat sekilas kalau The Menu Bistro memiliki desain mewah. Meski namanya bistro namun kesan eksklusif begitu melekat dengan suasana yang intimate.
“Ibu cantik sekali,” Alya memujinya dengan antusias. “Thank you!” Addara tersenyum lebar. “Ibu sama aku kayanya terlihat lebih tua aku.. Bagaimana ini?” Alya langsung tidak percaya diri.
Addara hanya tertawa, “Kamu tidak terlihat lebih tua. Ada-ada saja.. Kita masuk sekarang. Undangan kamu bawa?”
“Ada!” Alya menunjukkan undangan itu. “Ibu, tapi ada special note di undangan ini."
"Apa?" Addara penasaran.
"Jadi, chef menolak untuk foto apapun yang memunculkan dirinya atau staf restoran lainnya. Permintaannya adalah fokus mengulas menu atau restoran," terang Alya.
“Oh ok..” Addara mengangguk. Ia cukup sering berhubungan dengan narasumber dan permintaan mereka memang beragam. Jadi, tidak aneh lagi kalau akhirnya ada hal-hal yang harus mereka sesuaikan.
Mereka pun menunjukkan undangan pada staf yang berjaga lalu masuk ke dalam restoran.
***
Aksa memanggil Restaurant Manager yang bernama Inez Khirani. Ia meminta daftar tamu yang sudah konfirmasi akan hadir. Inez pun menyerahkan daftar itu pada Aksa.
Saat membacanya, Aksa tersenyum lebar, antara senang dan juga gugup. Dalam daftar itu, mencantumkan salah satu tamu dengan nama : Addara Laksmi, Managing Editor HYPELIFE.
Apa ini perempuan yang sama? Semoga saja.. Aksa tak sanggup menahan senyumnya.
Hai Addara, apa kita akan ketemu lagi malam ini?
**