Maha menerima telepon dari Friska yang mempertanyakan status dana milik Aksa Pradipta. Ia akhirnya memintanya untuk menemui di kantor. Untung saja Malika dan Addara sudah pulang. Kalau belum, akan tidak enak rasanya menerima Friska di sini. Tapi, ada rencana yang hendak ia jalankan. Satu dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ia membaca dokumen sambil menunggu Friska datang. *** “Apa yang mau kamu lakukan? Aku temani..” Malika menatap Addara, mereka sedang berada di taksi online. “Aku pikir-pikir, ingin mengambil barang-barangku di rumah. Mmm.. Selain baju, ada dokumen-dokumen seperti akta lahir, ijazah, tabungan, dan masih banyak lagi. Sekarang Daffa pasti di kantor bukan?” Addara ragu menatap Malika. “Ok, kita bereskan semua…” Malika setuju. Mereka merubah tujuan yang tadinya