“Sudah?” Malika menghampirinya. Addara mengangguk. “Aku..” Ucapannya terhenti, tangannya bergetar. “Kamu kenapa?” Malika memeluk Addara. “Aku..” Addara tercekat. Tiba-tiba saja ia menangis. Malika menenangkannya. “Kita bicara, tapi tidak di sini..” Addara mengikuti langkah Malika dan Maha. Mereka menuju parkiran, lalu masuk ke dalam mobil. “Cerita.. Ada apa?” Malika memperhatikan sahabatnya yang terlihat sedih. “Daffa.. Dia tidak seperti suami yang aku kenal saat menikah. Dia tidak tahu malu!” Addara mulai bercerita dengan emosional, “Entah berapa banyak perempuan di luar sana Al.. Aku terluka.. Dia menyakitiku..” “Tapi, kenapa? Kenapa dengan biasa saja dia bilang tidak ada? Aku tidak bodoh..!” Addara menunduk dan menghapus air matanya. “Aku belum cerita, tapi kemarin aku mel