“Morning woman!” Maha berbisik dan mengecup pipi Malika. “Ah, jangan..” Malika menjauh dan membalikkan tubuhnya. Maha tersenyum lebar, perempuan ini tidak menyukai romantisme. Ia duduk diam di tempat tidur dan memperhatikan kalau waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Biasanya ia mandi dan bersiap-siap, tapi kali ini ia ingin diam lama di tempat tidur. Matanya menatap Malika dan mengingat apa yang mereka lakukan semalam hingga dini hari tadi. Tidak heran Malika masih mengantuk, mereka baru tertidur dini hari. Maha memeluk tubuh Malika, “Kamu hangat. Jangan menolak pelukanku.. Diam dan jangan bergerak..” Malika ternyata menurut dan diam saat ia merangkulnya dari belakang. Ia kemudian berbisik, “Kamu perempuan paling mengesalkan yang pernah aku temui. Seumur hidupku, tidak ada pe