“Apa???” Malika memukul lengan Maha pelan. “Serius Maha, apa yang kita lakukan di sini?” Maha tertawa, “Serius, ini rumah orangtuaku. Aku ada perlu ketemu papa… Sekalian mengenalkan perempuan paling mengesalkan yang aku kenal." “Kenapa kamu tidak bilang?” Malika melotot. Maha kembali tertawa, “Aku tidak mau kamu menolaknya..” Tiba-tiba seorang lelaki tinggi besar dan berambut putih keluar dari sebuah ruangan menghampiri Maha, “Kenapa kamu datang semalam ini?” Maha menghampirinya dan mencium keningnya, “Aku telepon papa tapi tidak angkat..” “Ah ya, papa tidak tahu dimana menyimpan ponsel,” Mahendra Abimana menjawabnya. “Dan, ini siapa?” Papanya Maha tersenyum menatap Malika. Dengan gugup Malika langsung memeluk dan menyapa Mahendra, “Om, saya Malika.. Mmm.. Temannya Maha.” Mah