"Kamu bisa cerita padaku kapanpun kamu siap, aku akan tetap menunggu hari itu, aku akan terus menjadi pendengar setiamu. Aku hanya ingin kamu merasa jauh lebih baik lagi" Ucap Rindu tepat ditelinga Jian, wajah pria itu memerah, sebelumnya ia bahkan belum pernah diperlakukan seperti ini, rasanya begitu nyaman dan lega. Jian kembali menelusupkan wajahnya dicuruk leher Rindu. manja, kedua tangan mereka saling bergenggaman. ia sudah seperti anak kecil yang merajuk kepada ibunya. Bahkan tanpa segan ia kembali merangkul tubuh Rindu, sama sekali tak ingin pisah. "Ngrrookkk... ngroookkk..." Suara dengkuran halus, keluar dari bibirnya. Benar saja, pria itu sudah tertidur pulas, Rindu merasa sedikit keberatan karena tubuh Jian yang besar bertumpuh pada tubuhnya yang kecil. Tapi ia juga tak akan teg