“Jeng, Jeng, sini, lihat itu siapa yang datang.” Dengan antusias, Andini memanggil Lujeng yang sedang membereskan peralatan masak. “Siapa emang?” tanya Lujeng yang belum beranjak dari tempatnya. “Sini makanya.” Andini gregetan karena Lujeng tak juga mendekat. Lujeng akhirnya menurut karena penasaran dengan hebohnya Andini yang ingin menunjukkan siapa yang datang. Lujeng tidak keluar dari stand, melainkan hanya berdiri di balik meja kasir, namun masih bisa melihat jelas sosok siapa yang baru memasuki klinik. Kaivan dan istrinya. “Kaivan itu, Jeng, sama istrinya. Wah, udah mau punya anak lagi mereka ya. Tokcer emang si Kai itu ….” Andini tidak lagi melanjutkan ucapannya, setelah ia menoleh dan mendapati wajah sahabatnya yang kini berubah mengenaskan. Andini seketika merasa bersalah. “Je