“Jeng, aku lihat uang kas kita udah melebihi modal awal,” ujar Andini di tengah kegiatannya mengeringkan peralatan dapur dan merapikannya ke rak piring. Sementara Lujeng tengah merekap penjualan hari ini yang ludes bahkan sebelum jam makan siang, hanya bergumam. “Gimana kalau kita buka cabang kedua di deket kampus,” usul Andini penuh semangat. Lujeng berpikir sejenak, lantas menoleh pada Andini. “Itu artinya kita akan semakin sibuk. Kamu yakin? Sekarang aja kamu sering ngeluh capek.” Andini berjalan mendekati Lujeng, dan duduk di samping sahabatnya itu. “Kita rekrut dua orang. Satu koki buat di sana bareng aku. Nah satu orang lagi di sini buat bantuin kamu.” “Kamu yakin nggak nih? Nanti jangan udah setengah jalan, kamunya mundur. Sayang kan, modalnya.” Lujeng masih tidak yakin dengan pr