Bab 32 Wanita bertubuh tambun dan gempal itu membawaku masuk ke dalam rumahnya, disusul oleh Adi dan Yuda yang baru saja memasukkan ponsel ke dalam sakunya. Sepertinya lelaki itu ikut merekamku tadi. "Kamu hebat sekali, Mbak. Aku nggak nyangka kamu jago bertarung seperti itu," katanya dengan wajah antusias. Aku hanya tersenyum saja. "Iya, Ibu hebat sekali. Adi nggak nyangka Ibu jagoan seperti pendekar-pendekar yang ada di tivi," sahutnya yang diangguki oleh Yuda juga. "Kenapa tidak dari kemarin-kemarin aja Ibu menghajar Ayah, biar dia kapok dan nggak jahat lagi," sambungnya lagi. "Eh kok gitu. Nggak baik lho menyuruh ibunya hajar ayahnya," Yuda ikut menimpali. Adi hanya nyengir dan memperlihatkan barisan giginya yang putih. "Eh, maaf, Om. Tadi itu hampir saja aku bertepuk tangan, and