Bab 47 Aku masih berdiri di tempatku sambil memperhatikan dua orang yang terus menekan bel hingga menimbulkan bunyi nyaring di ruangan ini. Aku tidak tahu siapa orang itu, yang jelas dua lelaki itu terlihat sangar dengan badan yang besar mengenakan jaket berwarna hitam. Aku merasa tidak pernah bertemu dan tidak ada urusan dengan mereka. Ragu, apakah aku harus membuka dan membiarkan mereka masuk atau membiarkannya begitu saja? Hanya saja hati kecilku menolak hal itu. "Indira, kenapa kamu diam saja. Ibu pikir kamu sedang shalat di kamar. Siapa yang menekan bel, sampai tak sabar sebegitu." Bu Dian berdiri di belakangku menatap dengan heran ketika aku menoleh. "Coba deh Bu Dian perhatikan," kataku sambil bergeser. Wanita paruh baya yang masih mengenakan apron itu, langsung melongo dari